PGN (PGAS) akan pasok LNG untuk konversi pembangkit listrik BBM PLN



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) siap untuk memenuhi pasokan Liquefied Natural Gas (LNG) untuk memenuhi penugasan pemerintah dalam mengonversi pembangkit listrik dari Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi gas.

Subholding gas plat merah ini telah mendapat mandat dari Pertamina selaku holding minyak dan gas (migas) BUMN untuk menyediakan pasokan dan pembangunan infrastruktur LNG bagi penyediaan tenaga listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Sekretaris Perusahaan PGAS Rachmat Hutama mengungkapkan, dalam penugasan ini PGAS atau yang juga biasa disebut PGN, akan berkoordinasi dengan PLN maupun afiliasinya untuk dapat menyelesaikan skema bisnis dan penugasan dalam jangka waktu sesuai dengan yang dibutuhkan.


Baca Juga: Skenario terburuk prospek saham Perusahaan Gas Negara (PGAS)

Menurut Rachmat, pembangunan infrastruktur LNG untuk pembangkit listrik ini ditargetkan membutuhkan volume sebesar 260 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD).

Rachmat menyebut, target penandatanganan Head of Agreement (HoA) antara PGN dan PLN adalah Triwulan I 2020.

"Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2020, Pertamina menerima penugasan untuk menyediakan pasokan dan membangun infrastruktur LNG untuk PLN. Kemudian untuk mempercepat penyelesaian penugasan tersebut, PGN selaku subholding gas ditunjuk untuk mengkoordinir pelaksanaannya," ungkap Rachmat di sela Malam Anugerah Kompetisi Jurnalis PGN 2019, Jum'at (7/2).

Adapun, penyediaan pasokan LNG untuk konversi pembangkit listrik PLN ini diharapkan dapat memberikan harga Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar lainnya, seperti jenis High Speed Diesel (HSD).

Hal itu dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan kargo LNG yang dimiliki oleh Pertamina sejalan bersama implementasi konsolidasi bisnis gas.

Baca Juga: PGN (PGAS) terus memacu pembangunan infrastruktur gas bumi

"Hal ini cukup rasional di mana selama ini harga gas bumi masih cukup bersaing dibanding dengan BBM. Kami yakin pemerintah akan memberikan dukungan terbaik dalam pencapaian pelaksanaan program," jelas Rachmat.

Editor: Yudho Winarto