Plesiran ke Korea Selatan saat virus corona merebak 20 warga Kalbar bakal dikarantina



KONTAN.CO.ID - PONTIANAK. Saat ini, setidaknya ada 20 warga Kalimantan Barat yang tengah plesiran ke Korea Selatan saat negara itu berjibaku dengan wabah corona. Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Harisson, mengatakan mereka akan bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Pontianak dan Imigrasi untuk memantau kesehatan secara ketat terhadap 20 warga Kalbar tersebut. 

"Jika ada kebijakan untuk dikarantina selama 14 hari setelah mereka pulang, tentu akan dijalankan," kata Harisson, saat dihubungi Minggu (1/3/2020). 

Menurut dia, sebanyak 20 warga Kalbar yang plesiran ke Korea Selatan itu memiliki risiko tinggi tertular corona, karena negara tersebut memiliki jumlah penderita terbesar kedua setelah China. 


Baca Juga: Kasihan, bayi berumur 45 hari di Korea Selatan terinfeksi virus corona dari ayahnya

Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengaku kesal setelah mendapat kabar adanya 20 warga Kalbar yang plesiran ke Korea Selatan saat negara itu tengah berjibaku dengan wabah corona. 

"Lucunya, mereka malah suka dengan suasana sepi di sana (Korea). Padahal orang sana tidak keluar, tapi mereka malah kelayapan," kata Sutarmidji kepada wartawan, Minggu (1/3/2020). 

Padahal, sejak beberapa waktu lalu, Sutarmidji telah mengimbau warga Kalbar tidak bepergian ke negera-negara positif corona. 

Bahkan, baru-baru ini, dia sendiri membatalkan kunjungan ke Negara Jepang dan Thailand. "Sudah tahu Korsel corona merebak dengan keterjangkitan pesat dan beberapa negara menutup ke kawasan tersebut. Ini ada warga melenggang ke sana posting di Facebook," ucap Midji.

Baca Juga: Australia laporkan korban pertama virus corona, Korea Selatan mencatat 376 kasus baru

Terkait hal tersebut, Pemprov Kalbar tengah memikirkan mekanisme untuk mengkarantina selama 14 hari, 20 warga tersebut saat pulang ke Indonesia. "Kalau boleh saya karantina 14 Hari mereka yang ke Korsel itu," ujar Midji. Diberitakan, jumlah kasus virus corona harian di Korea Selatan telah melampaui China untuk pertama kalinya.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie