PNM salurkan pembiayaan Rp 29,9 triliun hingga Agustus



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah menyalurkan pembiayaan sebanyak Rp 29,9 triliun pada Agustus 2021, dan total outstanding sebesar Rp 29,2 triliun.

Berdasarkan data PNM, pembiayaan yang tumbuh pesat pada Agustus 2021 ditopang pembiayaan Mekaar yang melambung naik 144% (yoy) menjadi Rp 27,9 triliun. Sedangkan pembiayaan ULaMM tumbuh 71% (yoy) menjadi Rp 2,0 triliun.

"PNM mampu mencatatkan pertumbuhan pembiayaan yang positif pada Agustus 2021. Kontribusi ini sangat dominan dalam pertumbuhan perusahaan. Meningkatnya pembiayaan tahun 2021 tidak terlepas dari keunikan produk yang ditawarkan oleh PNM. Selain itu, dukungan dari account officer selaku pendamping lapangan kami juga memegang peranan penting,” ujar Sunar Basuki, Direktur Kelembagaan dan Perencanaan PNM kepada kontan.co.id, Jumat (4/9).


Selain itu, hingga Agustus 2021, tingkat non performing loan (NPL) gross PNM tercatat sebesar 0,69%. Sejalan dengan meningkatnya penyaluran, jumlah nasabah PNM juga bertambah dengan pesat. Sampai Agustus, total nasabah tercatat sebanyak 10,3 juta. "Hal ini membuat PNM menjadi penyalur pembiayaan berbasis kelompok terbesar di dunia, melampaui Grameen Bank," ungkap Sunar.

Baca Juga: Pembiayaan produktif fintech melonjak saat pandemi

Sampai dengan akhir tahun 2021, PNM memproyeksikan penyaluran pembiayaan hingga Rp 45 triliun. Dalam rangka menggenjot pembiayaan, perusahaan melakukan ekspansi pasar ke wilayah-wilayah yang belum terlayani dan meningkatkan nasabah-nasabah supaya bisa naik kelas.

Saat ini PNM memiliki 2.985 kantor layanan PNM Mekaar dan 688 kantor layanan PNM ULaMM di seluruh Indonesia yang melayani UMK di 34 Provinsi, 422 Kabupaten/Kota, dan 5.640 Kecamatan.

Sementara itu, setelah nantinya bergabung dalam Holding BUMN Ultra Mikro, PNM kabarnya siap menurunkan bunga kredit ke nasabah. Terlebih, pembentukan holding tersebut melibatkan Bank BRI dan Pegadaian. 

Saat ini, perusahaan tengah menghitung beberapa aspek seperti potensi beban dana, beban operasional, serta beban lainnya dimasukkan dalam beban cicilan kredit kepada nasabah.

Baca Juga: Pendapatan bunga belum optimal, BNI tekan biaya dana (CoF) demi pertahankan NIM

Sunar berharap pembentukan holding dapat menurunkan biaya cicilan. Hal itu harus ditempuh agar kehadiran negara lewat BUMN lebih terasa dalam mendukung kinerja pelaku usaha di tataran bawah secara langsung.

"Terlebih langkah strategis ini bertujuan untuk memperkuat ekonomi masyarakat. Hal ini juga sejalan untuk mendukung kinerja pelaku mikro lebih baik lagi di masa pemulihan ekonomi," kata Sunar. 

Editor: Tendi Mahadi