KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat KIK EBA Mandiri GIAA01 Kelas A senilai Rp1,44 triliun ke idCCC(sf)(cg) dari sebelumnya“idA-(sf)(cg). Penurunan peringkat ini mencerminkan kemungkinan yang tinggi akan terjadinya gagal bayar pada pembayaran amortisasi pokok di tanggal 27 Juli 2020. Pefindo mengungkapkan kemungkinan tersebut berdasarkan pengumuman KSEI No.KSEI-7712/DIR/0720 mengenai Penundanaan Pembayaran Amortisasi Pokok Ke-2 EBA Mandiri GIAA01 (MGIA01). Kondisi tersebut mencerminkan profil kredit PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), sebagai originator yang sangat lemah karena dampak COVID-19, dan juga belum adanya konfirmasi untuk pembayaran klaim garansi PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) pada saat jatuh tempo. KIK EBA ini dijamin oleh Askrindo (peringkat idAA+ dengan outlook stabil) untuk pembayaran pokok dan oleh PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), (peringkat idAA+ dengan outlook stabil) untuk pembayaran kupon. Porsi EBA Kelas B senilai Rp 160 miliar tidak diperingkat.
Potensi gagal bayar, Pefindo menurunkan peringkat KIK EBA Mandiri GIAA01 ke CCC
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat KIK EBA Mandiri GIAA01 Kelas A senilai Rp1,44 triliun ke idCCC(sf)(cg) dari sebelumnya“idA-(sf)(cg). Penurunan peringkat ini mencerminkan kemungkinan yang tinggi akan terjadinya gagal bayar pada pembayaran amortisasi pokok di tanggal 27 Juli 2020. Pefindo mengungkapkan kemungkinan tersebut berdasarkan pengumuman KSEI No.KSEI-7712/DIR/0720 mengenai Penundanaan Pembayaran Amortisasi Pokok Ke-2 EBA Mandiri GIAA01 (MGIA01). Kondisi tersebut mencerminkan profil kredit PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), sebagai originator yang sangat lemah karena dampak COVID-19, dan juga belum adanya konfirmasi untuk pembayaran klaim garansi PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) pada saat jatuh tempo. KIK EBA ini dijamin oleh Askrindo (peringkat idAA+ dengan outlook stabil) untuk pembayaran pokok dan oleh PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), (peringkat idAA+ dengan outlook stabil) untuk pembayaran kupon. Porsi EBA Kelas B senilai Rp 160 miliar tidak diperingkat.