KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan energi bersih di Jawa Barat menunjukkan arah baru bagi masa depan energi Indonesia.

Dengan pendekatan ilmiah, koordinasi lintas kementerian, serta perencanaan konservasi yang ketat, pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berhasil memadukan dua kepentingan utama: pemenuhan kebutuhan energi dan perlindungan lingkungan.

Panas bumi kini menjadi bukti bahwa energi terbarukan dapat dikembangkan tanpa menekan ruang ekologis.

Forum KB Bank Bedah Dinamika Ekonomi 2026 dan Tantangan Geopolitik

Sebaliknya, energi bersih justru dapat berjalan seiring dengan kepentingan lingkungan dan kebutuhan masyarakat.

Baca Juga: Mobnas Berbasis Listrik? Toyota Siap, Ekosistem Baterai Kuncinya

Potensi Besar Panas Bumi Indonesia

Indonesia menyimpan sekitar 40%–50% cadangan panas bumi dunia, menjadikannya salah satu negara dengan potensi geothermal terbesar. Jika dikelola optimal, kapasitas energi geothermal nasional diperkirakan mampu mencapai 23.000–24.000 megawatt, setara kebutuhan listrik Pulau Jawa.

Energi ini juga dikenal ramah lingkungan, berkelanjutan, dan memiliki tingkat polusi yang sangat rendah.

Selain menghasilkan listrik, pemanfaatan panas bumi membuka peluang ekonomi baru di daerah, seperti sektor pertanian, pariwisata, hingga usaha mikro.

Baca Juga: Asosiasi Pengemudi Ojol Minta Regulasi Jaminan Sosial untuk Driver Ojol

Jawa Barat di Pusat Transisi Energi

Sebagai provinsi berpenduduk terbesar dengan tingkat industrialisasi tinggi, pemerataan energi bersih menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah mendorong pengembangan panas bumi melalui sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagai langkah memperkuat ketahanan energi sekaligus mempercepat transisi menuju energi rendah emisi.

Panas bumi menjadi sumber energi terbarukan yang vital karena bersifat stabil, dapat beroperasi 24 jam, memiliki emisi karbon yang sangat rendah, serta ketersediaannya melimpah di Jawa Barat.

Baca Juga: PLN dan TNI AU Kerahkan Hercules Angkut Material Tower Darurat dari Jakarta ke Aceh