Praktisi: Perlu ada stimulus untuk tingkatkan aktivitas KKKS dan menggerakkan ekonomi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) dinilai memerlukan stimulus untuk menanggulangi tekanan akibat pandemi covid-19. Insentif dibutuhkan agar Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dapat tetap berinvestasi sehingga tingkat produksi bisa terjaga.

Praktisi hulu migas Tumbur Parlindungan mengungkapkan, selama permintaan energi masih rendah akibat covid-19, harga komoditas termasuk minyak mentah akan tetap rendah. Dampaknya secara bisnis, investasi akan tertahan.

Baca Juga: Cegah lifting migas anjlok, komisi VII DPR dorong pemberian insentif di sisi hulu


Tanpa adanya insentif, KKKS akan menunda investasi untuk menaikkan produksi hingga terjadi kesetimbangan harga komoditas dan jasa untuk menunjang kegiatan produksi. Menurutnya, kesetimbangan baru bisa terjadi jika ekonomi semakin bergeliat sehingga bisa meningkatkan permintaan, yang pada gilirannya mendongkrak harga komoditas.

"Setelah itu baru KKKS melakukan investasi kembali. Untuk mempercepat pertumbuhan demand, KKKS perlu adanya stimulus agar tetap beraktivitas," kata Tumbur kepada Kontan.co.id, Senin (15/6).

Ketika KKKS beraktivitas, sambung Tumbur, semua industri penunjang seperti industri jasa akan ikut bergerak. Sehingga roda ekonomi akan berputar semakin kencang. Dalam perhitungannya, dampak dari aktivitas di bisnis hulu akan menggerakkan paling tidak 60% proses ekonomi di tempat KKKS beraktivitas, termasuk meningkatkan daya beli masyarakat.

"Seperti kegiatan well service di Aceh, dampaknya mulai terlihat adanya pergerakan ekonomi dari logistik, hotel, penerbangan dan lainnya," ujar Tumbur.

Baca Juga: Tarik ulur investasi Rokan, SKK Migas nantikan kejelasan restrukturisasi Pertamina

Editor: Handoyo .