Produk minuman kesehatan topang kinerja Sido Muncul (SIDO) di semester I 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kondisi pasar yang dibayangi pandemi Covid-19, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) masih mampu mencatatkan kinerja yang positif di semester I 2020. Penjualan produk minuman kesehatan menopang SIDO.

Mengutip laporan keuangan SIDO, di semester I 2020, SIDO mengantongi penjualan hingga Rp 1,45 triliun. Jumlah tersebut bertumbuh 3,51% dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 1,41 triliun.

"Naiknya permintaan akan produk-produk minuman kesehatan seperti produk minuman VIT C 1000, serta minuman herbal, menjadi pendorong utama kinerja penjualan di semester pertama tahun ini," jelas Direktur Keuangan Sido Muncul Leonard, Selasa (21/7).


Penjualan makanan dan minuman SIDO tercatat Rp 469,16 miliar atau naik 16,28% secara tahunan atau year on year (YoY). Kemudian, penjualan segmen produk farmasi dengan peningakatan 6,03% yoy menjadi Rp 67,35 miliar.

Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) optimistis menggenjot produksi di era new normal

Sementara penjualan segmen produk jamu herbal dan suplemen justru terkikis 2,11% yoy menjadi Rp 923,19 miliar.

Menurut Leonard, sebenarnya penjualan segmen herbal di pasar domestik  masih meningkat. Namun, secara konsolidasi penjualan segmen itu mengalami tekanan karena penurunan penjualan ekspor ke Filipina. Asal tahu saja, kontribusi penjualan ekspor mencapai 2% sepanjang semester I 2020 ini.

Penjualan SIDO yang masih meningkat hingga saat ini tidak terlepas dari produk-produk baru yang diluncurkan. Di kuartal II tahun 2020 saja, SIDO meluncurkan tujuh produk baru, di antaranya Esemag, Tolak Linu Cool, Kapsul JSH, dan sebagainya.

Secara total, hingga semester I 2020, SIDO telah meluncurkan 14 produk dan varian yang baru. "Mendukung gaya hidup masyarakat yang lebih sehat terutama memasuki new-normal sekarang ini," imbuh Leonard lagi.

Peningkatan penjualan SIDO turut mengerek  laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih. Tercatat, laba bersih SIDO naik hingga 10,6% yoy menjadi Rp 413,79 miliar dari sebelumnya Rp 374,11 miliar.

Selain ditopang penjualan yang meningkat dari segmen makanan dan minuman, laba bersih SIDO terkerek berkat strategi efisiensi biaya operasional selama masa pandemi ini. Asal tahu saja, di semester I 2020, biaya operasional SIDO mampu ditekan hingga 4,5% yoy. Hasilnya, laba operasi SIDO mengalami kenaikan sebesar 7% yoy.

Baca Juga: Optimisme konsumen turun, simak rekomendasi untuk saham emiten barang konsumsi

Editor: Khomarul Hidayat