Produksi Freeport Indonesia tahun 2019 dan 2020 akan turun hingga 50%



KONTAN.CO.ID -  TEMBAGAPURA. PT Freeport Indonesia saat ini tengah mengembangkan dua tambang bawah yakni Grasberg Block Cave (GBC) dan Deep Mill Level Zone (DMLZ). Pasalnya open pit Grasberg akan selesai penambangannya pada tahun ini.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyampaikan dalam masa transisi dari penambangan terbuka ke underground mining akan berpengaruh terhadap produksi. Ia memperkirakan penurunan produksi tahun ini dan tahun depan akan berkisar 40% sampai 50% dari kondisi normal.

Baca Juga: Freeport ajukan tambahan kuota produksi konsentrat tembaga hingga 300.000 ton


"Open pit harusnya selesai dulu baru undergroundnya bisa sepenuhnya dikembangkan, sehingga memang ada penurunan produksi. Dari segi keuangan, sebenarnya kami masih profitable tetapi cash flow kami untuk membiayai tambang bawah tanah," ujarnya di Tembagapura, Sabtu (27/7).

Tahun ini, Ia menyebut perusahaan mengalokasikan dana belanja modal sebesar US$ 1 miliar untuk pengembangan tambang tersebut. Asal tahu saja, penambangan bawah tanah bukan hal baru bagi Freeport sebelumnya perusahaan sudah menambang dua tambang bawah tanah lainnya.

Baca Juga: Produksi Mineral dan Batubara Digenjot Demi Mengerek Setoran Negara

Editor: Noverius Laoli