Profil Wakil Presiden AS Kamala Harris, Mampukah Dia Mengalahkan Trump?



KONTAN.CO.ID - Politik AS bergejolak dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi ini bermula dari pernyataan Presiden AS Joe Biden yang mengatakan dia tidak akan mencalonkan diri kembali pada bulan November. Biden malah mendukung Wakil Presiden AS Kamala Harris.

Mengutip Al Jazeera, Harris telah membuat sejarah dengan menjadi wakil presiden kulit hitam dan perempuan pertama dalam sejarah AS. Namun ia menghadapi kekhawatiran mengenai apakah ia dapat mengalahkan kandidat Partai Republik dan mantan Presiden Donald Trump.

Beberapa waktu ke depan akan menunjukkan apakah Harris benar-benar akan diterima oleh Partai Demokrat dan terpilih sebagai kandidat mereka di Konvensi Nasional Partai Demokrat bulan depan.


Pada hari Minggu, Biden menyebut keputusan untuk memilih mantan jaksa Harris untuk pemilu 2020 sebagai keputusan terbaik yang pernah dia buat.

“Hari ini saya ingin memberikan dukungan penuh dan dukungan saya agar Kamala menjadi calon dari partai kami tahun ini,” kata Biden dalam sebuah postingan di X.

Siapakah Kamala Harris? Berikut profil singkatnya seperti yang disarikan dari Al Jazeera. 

Harris, 59 tahun, lahir di Oakland, California, putri dari ibu kelahiran India dan ayah kelahiran Jamaika.

Baca Juga: Survei Terbaru: Dibandingkan Joe Biden, Suara Kamala Harris Lebih Kuat Melawan Trump

Dia kuliah di Howard University di Washington, DC sebelum mendapatkan gelar sarjana hukum dari University of California College of the Law, San Francisco.

Dia mulai bekerja di kantor kejaksaan Alameda County, sebelum pindah ke kantor kejaksaan San Francisco.

Harris menjadi jaksa wilayah San Francisco pada tahun 2003. Dia kemudian terpilih sebagai jaksa agung California, yang merupakan pejabat tertinggi dalam penegakan hukum di negara bagian tersebut, pada tahun 2010 dan terpilih kembali empat tahun kemudian.

Dia terpilih menjadi anggota Senat AS pada tahun 2016 dan menjadi kritikus utama Trump, terutama terkait kebijakan imigrasinya.

Pertanyaan agresifnya terhadap calon Mahkamah Agung Brett Kavanaugh pada tahun 2018 membantu memperkuat kredibilitasnya sebagai salah satu bintang papan atas Partai Demokrat.

Harris menikah dengan pengacara Doug Emhoff, yang menjadi “pria kedua” pertama dalam sejarah AS setelah pemilu tahun 2020. Harris dan Emhoff tidak memiliki anak.

Baca Juga: Memanas! Trump-Harris Saling Serang Argumen dalam Perebutan Kursi Presiden AS

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie