Prospek investasi offshore di Asia masih potensial di 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kawasan Asia diproyeksikan masih menjadi pilihan investasi offshore yang menarik. Walaupun, secara valuasi sudah di atas rata-rata historis-nya serta masih terkena beberapa katalis negatif, secara prospek, kawasan Asia dinilai masih punya peluang dan potensi yang menjanjikan.

Portfolio Manager, Equity Manulife Aset Manajemen Indonesia Andrian Tanuwijaya mengatakan, di tengah berbagai dinamika pasar yang ada saat ini, pasar Asia justru menunjukkan potensi yang menarik.

“Beberapa indikator ekonomi seperti neraca transaksi berjalan, inflasi dan cadangan devisa sudah semakin membaik. Makro ekonomi yang semakin baik membuat Asia menjadi lebih resiliensi dalam menghadapi goncangan volatilitas di pasar global,” kata Andrian dalam rilis seeking Alpha edisi Mei yang diterima Kontan.co.id, Senin (10/5).


Lebih lanjut, dia melihat, Asia sebagai bagian penting dari rantai pasokan global, akan diuntungkan oleh pemulihan ekonomi global. Selain itu, dengan membaiknya selera risiko global, kepemilikan asing yang relatif rendah dan tren kebijakan moneter/fiskal yang masih akomodatif diharapkan dapat menambah daya tarik investasi ke pasar Asia untuk mencari imbal hasil yang lebih atraktif.

Sementara itu, pasar Asia juga akan diuntungkan dari pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) seiring meningkatnya aktivitas perdagangan di Asia. Secara historis defisit neraca berjalan di AS merupakan refleksi dari surplus neraca berjalan di Asia di mana pemulihan aktivitas ekonomi AS cenderung mendorong permintaan dan ekspor dari Asia.

Baca Juga: IHSG melemah ke 5.921 pada akhir sesi I hari ini (11/5), asing lepas BBRI, AMRT, INKP

Walau demikian. pasar Asia saat ini tengah diterpa sentimen negatif berupa melonjaknya kasus Covid-19 di India dan sejumlah wilayah lainnya.

Namun Andrian justru tidak terlalu khawatir mengenai dampaknya. Pasalnya, kini India lebih mengedepankan mitigasi berupa vaksinasi ketimbang lockdown. Apalagi, India merupakan salah satu negara yang punya kapasitas vaksin yang cukup untuk memvaksinasi penduduknya.

“Jadi, pasar sudah “forward looking” pada pemulihan ekonomi pasca gelombang kedua, sehingga pasar saham relatif tidak mengalami penurunan yang berarti. Kami masih optimistis terhadap tema investasi di India yang mengusung formalisasi ekonomi, digitalisasi dan pertumbuhan manufaktur,” imbuh Andrian.

Editor: Anna Suci Perwitasari