Prospek Jangka Panjang Adaro Energy (ADRO) Tetap Menarik, Cek Rekomendasi Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dipandang tetap positif di tengah rencana aksi korporsinya. Adapun perseroan bakal melepas anak usaha di lini bisnis batubara termal, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI).

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty mengatakan, pelepasan AAI akan berdampak signifikan pada fundamental ADRO. Wajar saja, AAI memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan dan laba bersih ADRO secara konsolidasi.

Berdasarkan profoma laporan keuangan per 30 Juni 2024, ADRO juga memperkirakan pendapatan dan laba bersih, masing-masing turun 65% dan 64%. "Namun, divestasi ini juga bisa memberikan keuntungan strategis," kata Arinda kepada Kontan.co.id, Kamis (24/10).


Baca Juga: Emiten EBT Siap Menadah Berkah dari Misi Swasembada Energi Presiden Prabowo

Menurutnya, dengan mengurangi keterlibatan di sektor batubara termal, ADRO dapat fokus pada diversifikasi energi yang lebih ramah lingkungan, seperti energi terbarukan (EBT). Selain itu, pengurangan eksposur terhadap batubara bisa membantu ADRO mengelola risiko yang muncul dari ketidakpastian di pasar batubara global, seperti fluktuasi harga dan perubahan regulasi.

"Meskipun ada tekanan, namun secara prospek jangka panjang kami melihat ini sesuatu yang sangat baik, apalagi energi terbarukan juga mulai bersemi dan menjadi salah satu perhatian untuk menuju Net Zero Emission di masa yang akan datang," paparnya.

Di sisi lain, Arinda juga tak menepis adanya ketidakpastian dari perubahan arah bisnis ADRO. Karena memang, prospeknya juga akan tergantung dari keberhasilan perseroan dalam membangun bisnis baru yang bisa menggantikan peran AAI.

Head of Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas turut menyoroti prospek ADRO yang akan turun terlebih dahulu setelah menjual AAI dalam jangka menengah. Namun, ia juga menilai hal tersebut sudah dipertimbangkan manajemen ADRO.

Baca Juga: Asing Banyak Menjual Saham-Saham Ini Saat Rally IHSG Berlanjut di Hari ke-7

Sementara itu, alih fokus ke bisnis EBT dinilai menjadi langkah yang tepat seiring target bauran EBT terus meningkat. "Secara prospek jangka panjang menarik karena secara prospek bisnis energi terbarukan terus mengalami pertumbuhan," sebutnya.

Arinda melanjutkan, untuk jangka pendek segmen batubara ADRO masih akan menjadi kontributor utama pendapatan. Perlu diingat, ADRO memiliki investasi dalam pertambangan batubara metalurgi melalui PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).

Terlebih dia melihat batubara metalurgi, yang digunakan dalam industri baja, masih memiliki permintaan tinggi, khususnya di Asia. "Dengan pertumbuhan industri infrastruktur dan manufaktur di wilayah tersebut, segmen ini dapat menjadi salah satu pendorong utama pendapatan ADRO, menggantikan peran batubara termal," terangnya.

Dus, Arinda berpendapat hal ini bisa membantu ADRO mempertahankan posisinya di pasar batubara yang tersisa. "Terutama di tahun mendatang yang mana permintaan batubara diharapkan akan mengalami kenaikan," lanjutnya.

 
ADRO Chart by TradingView

Lalu untuk jangka menegah akan bergeser menjadi segmen pengolahan mineral, yang dikelola ADMR. Pilarmas Investindo berpandangan segmen ini memiliki potensi besar, terutama karena Indonesia tengah mendorong hilirisasi mineral untuk meningkatkan nilai tambah.

"ADRO dapat memanfaatkan peluang ini dengan memperluas bisnis pengolahan mineral seperti smelter atau produk bernilai tambah lainnya dari bahan tambang," katanya.

Baca Juga: Strategi Investasi & Rekomendasi Saham Pilihan Usai Kabinet Merah Putih Terbentuk

Selain itu, ADRO juga memiliki infrastruktur dan utilitas pendukung, seperti infrastruktur transportasi dan pelabuhan yang mendukung distribusi batubara dan mineral. Meski kontribusi pendapatannya cenderung mini, sektor ini dinilai dapat menyediakan pendapatan tambahan yang stabil, terutama jika ADRO memperluas layanan logistik dan infrastruktur yang ada.

Editor: Noverius Laoli