Proyek hilirisasi holding tambang terhambat pandemi Covid-19 dan pasokan listrik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek hilirisasi holding pertambangan BUMN, MIND ID menemui kendala. Paling tidak ada enam proyek dari anak usaha MIND ID yang terhambat.

Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak mengungkapkan, pandemi Covid-19 membuat proyek-proyek besar harus mengalami penundaan hingga penyesuaian jadwal. Orias berdalih, kesiapan dari mitra dan juga terganggunya arus barang dan aktivitas tenaga kerja menjadi alasannya.

"Jadi ada yang secara otomatis mau tidak mau mengalami penundaan. Mitra kami tidak bisa bergerak, karena ada zona merah di wilayah ekrja kami, yang memang tidak memungkinkan untuk dilanjutkan," jelas Orias dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (30/6).


Baca Juga: Rekap kinerja emiten tambang BUMN: PTBA masih untung, TINS dan ANTM rugi di kuartal I

Ada enam proyek yang dipaparkan Orias. Pertama, Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek PT Inalum (Persero) dan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) ini sedang dalam tahap pengerjaan early work (pematangan lahan) dan penyelesaian Engineering Design.

Proyek smelter berkapasitas 1.000 Ktpa alumina ini memiliki nilai investasi sebesar US$ 841 juta, yang ditargetkan bisa beroperasi pada tahun 2023. Menurut Orias, pengerjaan proyek kemungkinan baru bisa kembali berjalan pada Agustus mendatang.

"Semula kami prediksi Oktober baru mulai. Tapi rapat kemarin kami dapat kabar kemungkinan Agustus kita bisa mulai untuk tiang pancang pertama," sebutnya.

Kedua, proyek upgrading atau peningkatan teknologi tungku reduksi smelter dan refinery alumina milik PT Inalum (Persero). Proyek senilai US$ 107,7 juta ini ditargetkan bisa meningkatkan kapasitas produksi hingga 30 Ktpa aluminium, dan dijadwalkan rampung pada tahun 2022.

Editor: Yudho Winarto