Proyeksi IHSG di bulan Juni 2021 dan saham-saham yang bisa dicermati



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan sepanjang bulan Mei 2021. Pada penutupan perdagangan Jumat (28/5), IHSG berada di level 5.848,62. Level tersebut menurun 2,45% dibanding penutupan akhir bulan April 2021 yang berada di 5.995,62.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama mengamati, IHSG cenderung lesu karena pelaku pasar mengantisipasi proses pemulihan ekonomi nasional. Mengingat, realisasi dana PEN masih berada di bawah 30% hingga saat ini.

"Percepatan pemulihan ekonomi tentu sangat bergantung pada stimulus fiskal. Sehingga, hal ini menjadikan  tekanan pada pergerakan IHSG sepanjang bulan ini," ujar Okie kepada Kontan.co.id, Jumat (28/5).


Senada, Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Ike Widiawati melihat, IHSG bulan Mei 2021 memang dalam tren penuranan. Lesunya IHSG dipicu sentimen eksternal maupun interal. Dari sentimen eksternal, pelaku pasar mengkhawatirkan inflasi AS dan kemungkinan pengurangan pembelian obligasi oleh Bank Sentral AS atau The Fed.

"Bank sentral AS mungkin akan melakukan antisipasi jika ekonomi terjadi overheating dengan kemungkinan melakukan pengurangan stimulus," terangnya kepada Kontan.co.id, Jumat (28/5).

Baca Juga: Indeks sektor keuangan naik 3,55% Ytd, berikut saham-saham yang menarik diikoleksi

Sementara dari sentimen internal, IHSG masih diperberat kondisi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 yang negatif. Padahal, pelaku pasar berekspektasi indikator tingkat konsumsi minimal sebaik dengan periode November ataupun Desember tahun lalu. Walau tidak dipungkiri, kinerja di bulan tersebut memang tertopang momentum perayaan Natal dan Tahun Baru.

Kendati dalam tren penurunan, Ike melihat pergerakan IHSG masih sejalan dengan skenario. "Dengan berkurangnya kepercayaan investor dan sudah tingginya harga-harga saham, maka IHSG memang sudah sewajarnya bergerak di level 5.800-an," imbuh Ike.

Untuk bulan Juni 2021, Ike memproyeksikan,  pergerakan IHSG akan membaik. Secara historis sejak 2016 hingga 2020, rata-rata return bulan Juni mengalami rebound setelah tertekan sepanjang bulan Mei.

Baca Juga: Saat IHSG menguat, saham-saham ini paling banyak dijual asing dalam sepekan

Editor: Khomarul Hidayat