Proyeksikan Ekonomi Tumbuh 4,5% di 2023, Cek Saham Pilihan Bahana Sekuritas



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh solid di tengah penurunan ekonomi global pada 2023. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diproyeksi mencapai rata-rata 4,5% pada tahun ini. 

Head of Research Bahana Sekuritas Yusuf Ade Winoto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia salah satunya ditopang pengeluaran anggaran belanja pemilu yang mendukung konsumsi rumah tangga.

Yusuf menambahkan, di tengah tingginya inflasi global tahun lalu, inflasi Indonesia masih dapat tertahan karena basis rendah untuk sebagian besar tahun 2022, sebelum lonjakan pada bulan September yang disebabkan kenaikan harga bahan bakar. 


“Asumsi Indeks Harga Konsumen (IHK) YoY kami untuk tahun 2023 adalah 5%. Hal ini karena adanya efek basis rendah tahun lalu, bersamaan dengan adanya tekanan kenaikan inflasi yang didorong oleh sisi permintaan dari kenaikan upah minimum,” kata Yusuf dalam keterangannya, Sabtu (21/1/2023).

Baca Juga: Cek Saham-Saham yang Banyak Dilego Asing pada Perdagangan Jumat (20/1)

Yusuf menambahkan surplus perdagangan sebesar US$ 3 sampai US$ 5 miliar per bulan, dapat berlanjut dengan didukung oleh ekspor minyak kelapa sawit dan batubara yang kuat sehingga membantu neraca berjalan mempertahankan surplus (asumsi 0,2% dari PDB untuk tahun 2023). 

Namun, adanya perbedaan suku bunga deposito valas yang lebar dibanding bank luar negeri membuat pendapatan ekspor yang kuat tidak dikonversi menjadi pasokan dolar domestik dan meningkatkan cadangan devisa.   “Kami meyakini reformasi struktural seperti revisi Undang-Undang Devisa mungkin diperlukan untuk membalikkan keadaan tersebut. Kami juga melihat adanya risiko terhadap rupiah di tahun ini,” imbuhnya. 

Bank Indonesia, lanjut Yusuf, termasuk yang terakhir diantara bank sentral lainnya dalam menaikkan suku bunga, tetapi juga menjadi yang pertama berbalik kepada kebijakan pengetatan yang tidak terlalu agresif. 

Baca Juga: Intip Saham-Saham yang Banyak Dikoleksi Asing pada Perdagangan Akhir Pekan

“Langkah dovish ini telah membalikkan kinerja rupiah yang sebelumnya kuat, yang menurut asumsi kami akan berada di level rata-rata 15.800 per dolar sepanjang tahun 2023. Sementara itu, kami mempertahankan asumsi dasar kami akan kenaikkan BI rate menjadi 6,00% tahun ini,” terangnya.

Yusuf menyampaikan upaya pendisiplinan fiskal lewat konsolidasi fiskal kemungkinan akan berlanjut, dengan perkiraan defisit anggaran hanya akan mencapai 2,5% dari PDB untuk tahun 2023. 

Editor: Noverius Laoli