PT BIMA optimalkan kinerja mesin dengan inovasi menggunakan biosolar B30



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Fokus PT Berkah Industri Mesin Angkat (BIMA) dalam melakukan perawatan alat bongkar muat terus berkembang dari waktu ke waktu.

Inovasi yang diluncurkan PT BIMA juga sebagai bentuk dukungan atas arahan untuk selalu lakukan inovasi yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo perihal penggunaan Biosolar B30 Melalui Peraturan Menteri ESDM nomor 12 tahun 2015. 

Guna mengoptimalkan kinerja mesin dengan menggunakan Biosolar B30, PT BIMA melakukan inovasi berupa filtrasi bahan bakar Biosolar B30 sebagai metode terkini perawatan alat bongkar muat. 


Uji coba telah dilakukan di beberapa wilayah cabang dan terbukti mampu mengurangi endapan berupa gel yang dihasilkan dari bakteri yang terdapat pada biosolar yang mengendap, sehingga breakdown akibat filter solar yang buntu bisa diminimalisir. 

Baca Juga: Pertamina salurkan Biosolar ke lebih dari 5.500 SPBU seluruh Indonesia

Selain itu, penggunaan filtrasi bahan bakar B30 juga mampu menekan risiko kerusakan pompa bahan bakar & injektor, dan menekan kandungan air pada mesin yang dapat menjadi penyebab terjadinya korosi dan guratan pada mesin.

“Efek jangka panjangnya umur injector dan fuel pump menjadi panjang dan kinerja engine pun bisa maksimal untuk mendukung operasional di lapangan, mbak,” jelas Nazar, Site Manager PT BIMA cabang Semarang dalam siaran pers, Selasa (15/6).

Inovasi filtrasi bahan bakar B30 ini, kini telah resmi digunakan sebagai metode perawatan alat di Terminal Peti Kemas Semarang. 

Tidak hanya itu inovasi lain yang dilakukan PT BIMA, yang merupakan cucu  dari PT Pelindo III (Persero) melalui BJTI Port di cabang Semarang adalah  penerapan sistem pengulangan (redundancy system) pada mesin RTG untuk menjamin utilisasi peralatan Bongkar muat di pelabuhan terus meningkat.

Redundancy system yang diterapkan PT BIMA dalam perawatan RTG di Terminal Petikemas Semarang sebagai upaya mendukung operasional di lapangan secara optimal, pada awalnya ketika mesin tersebut memasuki jadwal overhaul, maka alat tersebut harus menunggu setidaknya 30 hari dan berhenti beroperasi sampai dengan proses overhaul selesai. 

Baca Juga: Berbagai inovasi dilakukan untuk mencari berbagai sumber energi terbarukan

Editor: Noverius Laoli