KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Matahari Department Store Tbk (
LPFF) akan segera kedatangan pemegang saham baru. Dikabarkan, perusahaan asal Singapura, Auric Digital Retail Pte. Ltd (BidCo) berniat menguasai mayoritas saham LPPF dengan menawarkan tender sukarela terhadap 1,05 miliar saham LPPF. Mengutip keterbukaan informasi BidCo, saham tersebut setara 40% dari jumlah seluruh saham. Selain itu, BidCo juga akan membeli 139,82 juta saham LPPF dari Greater Universal Limited dan 125,98 juta saham dari OUE Investments Pte. Ltd. Saham-saham tersebut mewakili 10,12% dari seluruh saham LPPF. Pasca pembelian saham dan penawaran tender sukarela itu, BidCo akan memiliki maksimal 1,32 miliar saham LPPF. Dengan jumlah tersebut, Bidco akan menjadi pemilik baru LPPF karena jumlah tersebut telah mewakili 50,12% dari total saham LPPF.
“Masih terlalu dini untuk melihat seperti apa dampak dari adanya pemegang saham baru pada LPPF. Untuk melihat potensi dampak ke kinerja, masih harus menunggu dulu melihat seperti apa strategi yang baru dan jelas,” kata analis RHB Sekuritas Vanessa Karmajaya kepada Kontan.co.id, Kamis (27/5). Sementara analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian menjelaskan, penawaran tender sukarela yang dilakukan BidCo telah menjadi sentimen positif bagi pergerakan harga saham LPPF yang dalam beberapa waktu ke belakang cenderung mengalami penguatan signifikan.
Baca Juga: Penawaran tender jadi sentimen positif bagi saham Matahari Department Store (LPPF) “Selain itu, aksi tersebut juga berpotensi akan memperbaiki kinerja LPPF yang akhir-akhir ini tengah lesu apabila memunculkan inisiatif ke arah digital atau ada perbaikan pada sisi operasional,” imbuh Robert. Terkait kinerjanya, emiten ritel ini membukukan kerugian bersih sebesar Rp 95 miliar pada kuartal I-2021. Robert mengatakan, perolehan
bottom line LPPF tersebut di bawah proyeksi Ciptadana maupun konsensus. Buruknya kinerja LPPF tidak terlepas dari pendapatan yang lebih rendah dan adanya penurunan pada margin operasional.
Sementara pada kinerja top line, LPPF berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,2 triliun, atau turun 25% secara year on year (yoy) seiring efek high base pada kuartal I-2020 yang masih belum terdampak pandemi Covid-19. Perolehan tersebut, sedikit di bawah proyeksi Ciptadana dan hanya memenuhi 17,5% dari proyeksi Ciptadana pada tahun ini. “Penurunan pendapatan inilah yang pada akhirnya membuat leverage operasional LPPF menjadi negatif yang turut membuat operating profit dan net profit berada di teritori negatif,” kata Robert. Sementara secara kuartalan, kinerja LPPF berhasil membaik, di mana kerugian menjadi lebih kecil dibanding kuartal IV-2020 yang rugi Rp 256 miliar. Namun untuk pendapatan, LPPF masih mengalami penurunan 23,1% secara kuartalan. Robert melihat hal ini lebih dikarenakan faktor akhir tahun memang musim puncak belanja.
Editor: Herlina Kartika Dewi