Pupuk Indonesia Tetapkan 4 Pengembangan Utama Tulang Punggung Peningkatan Profit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pupuk Indonesia terus melakukan inovasi untuk mendorong pertumbuhan bisnisnya. Perseroan telah menetapkan strategi baru dalam pengembangan empat bisnis utamanya yang akan jadi tulang punggung peningkatan profitabilitasnya.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan, keempat bisnis utama tersebut di antaranya proyek pabrik amoniak dan urea, proyek pabrik NPK, pabrik Adjacent Chemical serta proyek green and blue ammonia.

Pupuk Indonesia telah memulai konstruksi pabrik soda ash. Sedangkan pabrik Pusri IIIB akan dilakukan pada 2023 mendatang.


"Dari pengembangan tersebut, Pupuk Indonesia kedepan tidak hanya sebagai produsen pupuk dalam negeri, tapi juga disiapkan menjadi perusahaan adjacent chemical dan energi sebagai bentuk transformasi dalam meraih masa depan," kata Bakir dalam keterangan resminya, Senin (14/11).

Baca Juga: Harga Pupuk Global Terancam Melambung, Begini Respons Pupuk Indonesia

Pengembangan blue dan green ammonia juga telah ditetapkan dalam roadmap dekarbonisasi Pupuk Indonesia yang terbagi dalam tiga tahap, meliputi jangka pendek (2023-2030), jangka menengah (2030-2040) hingga jangka Panjang (2040-2050).

Untuk jangka pendek, Pupuk Indonesia mulai memanfaatkan sumber energi terbarukan sekaligus mengurangi emisi dari hydropower yang diperoleh dari PLN. Sumber energi ini mulai menggantikan pemakaian minyak atau gas bumi sebagai sumber pembangkit listrik pada pabrik pupuk.

"Pupuk Indonesia juga akan melakukan revamping untuk meningkatkan efisiensi energi dan penurunan emisi karbon, serta memanfaatkan pabrik eksisting untuk green ammonia. Tidak hanya itu, emisi karbon juga akan dimanfaatkan untuk pengembangan produk soda ash," papar Bakir.

Lalu pada jangka menengah, Pupuk Indonesia akan mulai mengembangkan blue ammonia. Dimana karbon yang terbentuk dari proses produksi ammonia dapat diinjeksi ke dalam tanah, melalui Carbon Capture Storage (CCS). Injeksi karbon ini akan lebih efisien jika dilakukan pada reservoir sumur minyak ataupun gas tua di Indonesia.  

"Saat ini kita sudah melakukan feasibility study dengan sejumlah perusahaan dari Jepang untuk hal tersebut," lanjut Bakir.

Sedangkan periode jangka panjang, Pupuk Indonesia akan melakukan pengembangan pabrik baru green ammonia dengan skala komersil, yang diproduksi menggunakan sumber energi terbaru seperti pembangkit tenaga air (hydro power) dan geothermal demi mewujudkan industri ramah lingkungan.

Editor: Yudho Winarto