Putin akan Angkat Bicara Soal Pencegahan Nuklir, Ketegangan dengan Ukraina Memanas



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin akan memimpin pertemuan Dewan Keamanan Rusia tentang pencegahan nuklir pada hari Rabu (25/9/20204). 

Pertemuan ini dilakukan saat Moskow mempertimbangkan tanggapan atas permintaan Ukraina agar AS mengizinkannya menyerang jauh ke Rusia dengan rudal jarak jauh Barat.

Mengutip Reuters, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pertemuan Dewan Keamanan, sejenis politbiro modern yang terdiri dari pejabat Putin yang paling berkuasa termasuk para petinggi berpengaruh, merupakan peristiwa penting.


"Akan ada pidato dari presiden. Sisanya, karena alasan yang jelas, akan ditandai sebagai 'sangat rahasia'," kata Peskov kepada wartawan. 

Perang Ukraina yang telah berlangsung selama 2,5 tahun telah memicu konfrontasi paling serius antara Rusia dan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962 - yang dianggap sebagai masa ketika kedua negara adidaya Perang Dingin itu hampir melakukan perang nuklir yang disengaja.

Putin, pengambil keputusan utama mengenai persenjataan nuklir Rusia yang sangat besar, sedang mempertimbangkan bagaimana tanggapan Rusia jika Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa mengizinkan Ukraina menggunakan rudal yang dipasok Barat untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia.

Putin mengatakan pada 12 September bahwa Barat akan langsung berperang dengan Rusia jika Rusia memberikan izin tersebut kepada Ukraina dan bahwa Rusia akan dipaksa untuk membuat "keputusan yang tepat".

Baca Juga: Intelijen: Rusia Miliki Proyek Drone Perang Rahasia di China

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah mendesak sekutu-sekutu Kyiv selama berbulan-bulan untuk membiarkan Ukraina menembakkan rudal-rudal Barat termasuk ATACMS jarak jauh AS dan Storm Shadows Inggris jauh ke dalam wilayah Rusia untuk membatasi kemampuan Moskow dalam melancarkan serangan.

Rusia adalah kekuatan nuklir terbesar di dunia. Bersama-sama, Rusia dan Amerika Serikat mengendalikan 88% hulu ledak nuklir dunia.

Dipaksa berdamai

Pada Selasa (24/9/2024), Zelenskiy mengatakan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa perang antara Rusia dan Ukraina tidak dapat diredakan hanya dengan perundingan, tetapi Moskow harus dipaksa untuk berdamai.

Pernyataan Zelenskiy memantik tanggapan dari Peskov.

"Posisi seperti itu adalah kesalahan fatal, kesalahan sistemik," kata Peskov. "Ini adalah kesalahpahaman mendalam yang pasti akan berdampak pada rezim Kyiv. Mustahil memaksa Rusia untuk berdamai."

Rusia, yang maju di Ukraina timur dengan kecepatan tercepat dalam dua tahun pada bulan Agustus, menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina. Dan para pemimpin Barat seperti Presiden AS Joe Biden mengatakan Barat tidak dapat membiarkan Putin memenangkan perang.

Baca Juga: Ukraina: 60% Komponen Asing di Persenjataan Rusia Berasal dari China

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie