Bisnis properti yang dijalankan Choo Chong Ngen juga melewati masa-masa sulit. Meski begitu dia memiliki strategi ciamik mengatasi hal itu. Pada krisis keuangan tahun 2008, dia berekspansi lahan. Dia paham, pada kondisi krisis, harga lahan terdiskon. Itu waktu terbaik baginya untuk belanja tanah dengan harga murah. Untuk berkontribusi pada masyarakat, Choo mendirikan yayasan yang fokus bergerak di bidang pendidikan menengah hingga universitas. Mengembangkan bisnis dengan total investasi sebesar US$ 3 miliar lewat Worldwide Hotels Group hingga kini tidak selalu mudah. Choo Chong Ngen juga sempat mengalami berbagai masa sulit dalam bisnisnya hingga krisis menghadapi krisis. Meski demikian, Choo memiliki daya juang dan strategi jitu untuk mengatasi itu semua. Ia berusaha tidak menjual satu pun aset hotel miliknya, meskipun dalam kondisi terjepit. Selama krisis keuangan tahun 2008, dia telah membuat penawaran tunggal sebesar $ 51 juta untuk membeli properti di Jalan Kallang. Tetapi karena krisis, bank-bank memungut biaya komitmen yang tinggi untuk pembiayaan, memaksanya untuk membayar transaksi secara tunai. "Saya menggunakan sebagian uang saya, menggunakan beberapa properti saya dan semua giro untuk membiayai akuisisi," katanya dalam sebuah wawancara dengan Forbes.
Putus sekolah, Choo mendirikan yayasan pendidikan (4)
Bisnis properti yang dijalankan Choo Chong Ngen juga melewati masa-masa sulit. Meski begitu dia memiliki strategi ciamik mengatasi hal itu. Pada krisis keuangan tahun 2008, dia berekspansi lahan. Dia paham, pada kondisi krisis, harga lahan terdiskon. Itu waktu terbaik baginya untuk belanja tanah dengan harga murah. Untuk berkontribusi pada masyarakat, Choo mendirikan yayasan yang fokus bergerak di bidang pendidikan menengah hingga universitas. Mengembangkan bisnis dengan total investasi sebesar US$ 3 miliar lewat Worldwide Hotels Group hingga kini tidak selalu mudah. Choo Chong Ngen juga sempat mengalami berbagai masa sulit dalam bisnisnya hingga krisis menghadapi krisis. Meski demikian, Choo memiliki daya juang dan strategi jitu untuk mengatasi itu semua. Ia berusaha tidak menjual satu pun aset hotel miliknya, meskipun dalam kondisi terjepit. Selama krisis keuangan tahun 2008, dia telah membuat penawaran tunggal sebesar $ 51 juta untuk membeli properti di Jalan Kallang. Tetapi karena krisis, bank-bank memungut biaya komitmen yang tinggi untuk pembiayaan, memaksanya untuk membayar transaksi secara tunai. "Saya menggunakan sebagian uang saya, menggunakan beberapa properti saya dan semua giro untuk membiayai akuisisi," katanya dalam sebuah wawancara dengan Forbes.