PVMBG: Masih ada potensi erupsi dan awan panas guguran susulan di Gunung Semeru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penduduk yang berada di sekitar lokasi Gunung Semeru patut tetap waspada. Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani mengungkapkan, erupsi dan awan panas guguran Gunung Semeru masih berpotensi terjadi.

“(Potensi) Erupsi susulan atau awan panas guguran susulan itu masih ada, tapi kemudian seberapa jauh seberapa besarnya tentunya kami sulit untuk menentukan itu, tetapi potensi itu masih ada,” ujar Andiani pada konferensi pers yang disiarkan secara virtual, Minggu (5/12).

Seperti diketahui, Gunungapi Semeru memiliki tipe strato dengan kubah lava dengan puncak tertinggi 3676 meter di atas permukaan laut (mdpl). 


Letusan Gunung Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian, yakni berupa penghancuran kubah/lidah lava, serta pembentukan kubah lava/lidah lava baru. Penghancuran kubah/lidah lava mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik dari Gunung Semeru.

Baca Juga: BNPB akan berikan dana tunggu kepada warga yang rumahnya terdampak erupsi Semeru

Pada Sabtu (4/12) lalu, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu mengalami erupsi disertai dengan lava dan awan panas guguran.Mengutip pemberitaan Kompas.com, Pelaksana Tugas (Plt) Kapusdatin BNPB Abdul Muhari mengungkapkan bahwa hingga Minggu (5/12/2021) pukul 06.20 WIB, terdapat 13 korban jiwa yang meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Di sisi lain, menurut catatan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN, sebanyak 112 gardu distribusi (trafo) untuk penyediaan listrik kepada 30.523 di ULP Tempeh UP3 Jember sempat terdampak padam pada Sabtu (4/12) menyusul terjadinya erupsi Gunung Semeru. Per Minggu (5/12) pagi pukul 10.00 WIB, sebanyak  33 gardu sudah menyala kembali, sehingga sebanyak 7.697 pelanggan telah mendapatkan suplai listrik, sedang sebanyak 79 gardu untuk 22.826 pelanggan sisanya masih padam.

Andiani berujar, guguran awan panas masih terjadi pada hari ini, pada jam 05.13 dan pada jam 10.00 tadi pagi dengan intensitas dan jarak luncur yang berkurang dibandingkan Sabtu (4/12) lalu. Oleh karenanya, Andiani mengimbau agar masyarakat yang berlokasi di sekitar kawasan rawan bencana untuk tetap berhati-hati namun tidak panik.

Senada, Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono meminta agar masyarakat tetap berhati-hati dan beraktivitas di luar radius rawan bencana, yakni 1 kilometer (km) dari kawah/puncak Gunungapi Semeru.

Editor: Handoyo .