Ramai polemik audisi bulu tangkis, intip gurita bisnis Grup Djarum



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persatuan Bulu Tangkis PB Djarum secara resmi menghentikan audisi pencarian bibit atlet bulu tangkis mulai tahun 2020. Hingga saat ini, banyak pihak masih memperdebatkan polemik dihentikannya audisi beasiswa yang telah melahirkan banyak pemain bulutangkis andalan Indonesia itu.

Keputusan tersebut diambil usai Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai ajang tersebut memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan merek Djarum yang identik dengan produk rokok. Status nama dari yayasan yang sama dengan merek rokoklah yang menjadi isu utama dalam perdebatan yang masih panas hingga saat ini.

Lalu, apakah bisnis kretek menjadi satu-satunya sumber pendapatan Grup Djarum?


Baca Juga: Djarum: PB Djarum Adalah Nama Klub, Bukan Merek Rokok

Dikutip dari laman resmi Djarum, Rabu (11/9), Oei Wie Gwan membangun pondasi bisnis kreteknya di Kudus pada 21 April 1951. Bisnis kretek tersebut terus berkembang, hingga akhirnya generasi kedua mulai mengambil alih bisnis ketika Oei meninggal dunia pada 1963.

Dua putra Oei, yakni Hartono bersaudara Michael dan Robert terus mengembangkan bisnis keluarga dan menjadi keluarga terkaya di Indonesia. Bahkan, keluarga mereka masuk ke dalam daftar 25 keluarga terkaya di dunia di posisi ke-22.

Bisnisnya kian menggurita...

Adapun kekayaan keluarga itu, yang saat ini dipimpin oleh Hartono bersaudara tercatat mencapai US$ 32,5 miliar atau setara sekira Rp 461 triliun. Bloomberg menyematkan kata "NEW" dalam pemeringkatan tersebut terhadap keluarga Hartono. Artinya, keluarga Hartono baru masuk dalam daftar keluarga terkaya di dunia tersebut pada tahun ini.

Baca Juga: Polemik PB Djarum, mantan komisioner KPAI: Jangan lihat pakai kacamata kuda!

Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono pun merupakan orang terkaya di Indonesia. Di dalam daftar 100 orang terkaya di dunia versi Bloomberg, Robert Budi Hartono menduduki posisi ke 80 dengan total kekayaan mencapai US$ 15,7 miliar, sedangkan Michael Hartono meduduki posisi ke 91 dengan kekayaan hingga US$ 14,7 miliar.

Di tangan Hartono bersaudara, Djarum memperluas lini bisnisnya ke sektor properti, perbankan, elektronik, pulp dan kertas, perkebunan, telekonomunikasi hingga yang teranyar merambah industri digital melalui perusahaan modal ventura GDP Venture.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie