Rencana baru Singapura: Hidup normal dengan Covid-19



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Singapura, salah satu negara yang paling sukses di dunia dalam memerangi Covid-19 telah mengumumkan akan segera mengubah cara mengelola pandemi secara mendasar.

Singapura telah menyatakan Covid-19 akan diperlakukan layaknya penyakit endemik lainnya seperti flu.

Tidak akan ada tujuan transmisi nol kasus. Karantina akan dihilangkan bagi pelancong dan kontak dekat kasus tidak perlu diisolasi. Singapura juga berencana untuk tidak lagi mengumumkan jumlah kasus harian.


Tetapi orang mungkin perlu mengikuti tes untuk pergi ke toko atau pergi bekerja.

"Kabar buruknya adalah Covid-19 mungkin tidak akan pernah hilang. Kabar baiknya adalah mungkin untuk hidup normal dengannya di tengah-tengah kita," tulis Menteri Perdagangan Singapura Gan Kim Yong, Menteri Keuangan Lawrence Wong, dan Menteri Kesehatan Ong Ye Kung dalam opini di Straits Times yang dikutip nzherald.co.nz, Sabtu (26/5).

"Itu berarti virus akan terus bermutasi, dan dengan demikian bertahan di komunitas kami," tulis mereka.

Baca Juga: Kasus Covid-19 masih tinggi, Malaysia perpanjang lockdown

Seperti kebanyakan negara lain, Singapura memiliki puncak kasus awal tahun lalu, mencapai 600 kasus sehari pada pertengahan April 2020. Setelah gelombang yang lebih kecil pada bulan Agustus, Covid-19 belum berkobar sejak itu.

Namun negara berpenduduk 5,7 juta ini mencatat sekitar 20 hingga 30 kasus setiap hari. Negara ini telah mencatat total 35 kematian karena Covid-19.

Singapura memiliki kontrol perbatasan yang ketat di sebagian besar negara, termasuk tes pada saat kedatangan, karantina hotel, dan perintah tinggal di rumah.

Tetapi semua itu pada akhirnya akan dihapuskan berdasarkan rencana yang dikeluarkan Menteri Kung, Yong dan Wong, yang membentuk gugus tugas multi-kementerian Covid-19 Singapura.

Dalam tulisan opini tersebut, mereka menyebut, setiap tahun, banyak orang terkena flu. Sebagian besar sembuh tanpa perlu dirawat di rumah sakit, dan dengan sedikit atau tanpa pengobatan. Tetapi sebagian kecil, terutama orang tua dan mereka yang memiliki penyakit penyerta, bisa sakit parah, dan beberapa meninggal.

"Kita tidak bisa memberantasnya, tapi kita bisa mengubah pandemi menjadi sesuatu yang tidak terlalu mengancam, seperti influenza atau cacar air, dan melanjutkan hidup kita," kata mereka.

Vaksinasi kuncinya

Peta jalan dari langkah-langkah saat ini tidak dapat dimulai sampai lebih banyak orang telah divaksinasi.

Singapura akan memberikan dua pertiga dari penduduknya setidaknya satu suntikan dalam beberapa minggu dan memiliki dua pertiga divaksinasi penuh pada awal Agustus mendatang.

Singapura telah mencatat beberapa penduduk yang divaksinasi lengkap terkena Covid-19, tetapi tidak satupun dari mereka yang memiliki gejala serius.

Baca Juga: Thailand umumkan pembatasan baru di Bangkok dan lima provinsi sekitarnya

Editor: Khomarul Hidayat