Risiko mereda, spread obligasi korporasi dengan SBN mulai turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun, tercatat total emisi obligasi dan sukuk korporasi mencapai Rp 29,70 triliun. Adapun, total emisi obligasi tersebut terdiri dari 26 emisi dari 20 emiten. Pada periode 12-16 April 2021, ada empat obligasi dan dua sukuk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Teranyar, PT Bussan Auto Finance telah mendaftarkan rencana penerbitan obligasi korporasi senilai Rp 1,225 triliun. Adapun, penerbitan tersebut terbagi dalam dua seri. Seri A dengan nilai pokok Rp 500 miliar yang bertenor 370 hari kalender dengan tingkat bunga 4,9%. Lalu seri B dengan nilai Rp 725 miliar yang bertenor 3 tahun dengan tingkat bunga 6,9%.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, salah satu pemicu ramainya penerbitan obligasi korporasi pada tahun ini disebabkan oleh menyempitnya spread obligasi korporasi dengan surat berharga negara (SBN).


Dia menyebut, penurunan spread disebabkan oleh imbal hasil SBN yang sedang turun. Ditambah lagi, minat investor terhadap obligasi korporasi juga mambaik jika dibandingkan dengan tahun lalu sehingga semakin mempersempit spread obligasi korporasi dengan SBN

Baca Juga: Utang luar negeri Indonesia naik jadi US$ 422,6 miliar pada Februari 2021

Senada, Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana menyatakan, sepanjang tahun ini, spread obligasi korporasi dengan SBN memang menurun jika dibandingkan dengan 2020.

“Untuk obligasi korporasi rating AAA dengan SBN yang memiliki tenor sama, spread-nya itu di sekitar 120 bps. Sementara, untuk tahun 2020 itu spreadnya bisa sampai 180-190 bps. Jadi memang ada tren penurunan spread obligasi korporasi seiring risiko yang lebih rendah pada tahun ini dan investor pun sudah lebih risk-on,” terang Fikri kepada Kontan.co.id, Minggu (18/4).

Dengan tren suku bunga yang rendah dan spread yang turun, Fikri menilai hal ini memberikan keuntungan bagi para penerbit obligasi. Pasalnya, emiten bisa memberikan yield obligasi korporasi yang lebih kompetitif. Pada akhirnya, ini bisa meringankan beban biaya penerbitan obligasi.

Baca Juga: Review Portofolio Investasi Selama Kuartal I 2021, Tak Selamanya Lesu

Editor: Wahyu T.Rahmawati