Ruang penurunan bunga kredit terbuka di tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah menurunkan bunga acuan sebanyak 100 basis poin (bps) sejak bulan Juni 2019 tahun ini. Kebijakan tersebut telah ditangkap oleh perbankan, melalui penurunan suku bunga deposito.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya yang mengatakan telah menurunkan tingkat bunga deposito beberapa kali. Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta menuturkan, penurunan bunga deposito BNI telah dilakukan hingga awal bulan Desember 2019 ini. 

Baca Juga: Liga Saham Big Cap sepekan: HMSP naik tertinggi, GGRM masuk lagi


"Jika ditilik semenjak awal tahun, rata-rata BNI telah menurunkan rate deposito pada kisaran 50 bps," katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (8/12).

Meski begitu, faktanya penurunan bunga kredit belum sekencang deposito. Hal ini menurut bank berlogo 46 merupakan hal yang wajar lantaran transmisi penurunan bunga kredit tidak terlalu cepat. 

Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bank, seperti likuiditas alias sumber dana untuk penyaluran kredit yang masih ketat serta faktor tingkat persaingan perebutan dana pihak ketiga (DPK) di pasar yang masih sengit.

Baca Juga: Data tenaga kerja AS positif berpotensi menekan rupiah

Meski begitu, Herry memastikan penurunan bunga kredit bakal terjadi di tahun depan. Seiring dengan perbaikan ekonomi dan adanya proyeksi penurunan bunga acuan BI di tahun depan. 

Untuk saat ini, pihaknya memandang perbankan tengah berupaya untuk menurunkan biaya dana alias cost of fund (CoF) lebih dulu guna membuka ruang penurunan suku bunga kredit yang lebih lebar.

"Hal yang menjadi perhatian adalah kondisi likuiditas, apakah masih tetap ketat? karena persaingan bukan hanya dengan perbankan tapi juga pasar modal," sambungnya.

Baca Juga: Dorong sektor pariwisata, BNI Multifinance salurkan pembiayaan senilai Rp 9,5 miliar

Editor: Handoyo .