Rupiah Anjlok, Dana Asing di Pasar SBN Terus Berkurang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana asing terus keluar dari pasar surat utang negara (SUN) atau surat berharga negara (SBN). Anjloknya rupiah menjadi alasan terjadinya aliran modal bergerak keluar atau outflow dari Indonesia.

Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan pada 20 Oktober 2022, total kepemilikan investor asing di SBN tercatat sebesar Rp 717,04 triliun.

Padahal, posisi dana asing pada 30 September 2022 terpantau sebesar Rp 730,26 triliun. Artinya, selama rentang waktu tersebut sudah terjadi outflow sebesar Rp 13,22 triliun.


Senior Vice President Head of Retail Product Research & Distribution Division Henan Putihrai (HP) Asset Management Reza Fahmi mengatakan, berkurangnya nilai investasi investor asing dalam SBN merupakan dampak pelemahan rupiah. 

Baca Juga: Suku Bunga Global Naik, Pemerintah Mengerem Laju Penerbitan Utang

Investor asing memandang bahwa mata uang SBN berbasis rupiah sudah terjadi penurunan nilai. 

Di sisi lain, imbal hasil (Yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat naik menuju level di atas 4.0%. Ditambah penguatan dolar Amerika Serikat membuat investasi dalam dolar berpotensi memberikan tingkat return atau tingkat pengembalian yang lebih tinggi.

"Investor asing tentunya akan mengalihkan tujuan investasinya ke instrumen investasi berbasis dolar," kata Reza saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (21/10).

Reza bilang, kondisi ini pula menjadi salah satu pendorong Bank Indonesia (BI) menaikkan tingkat suku bunga acuan. Sehingga diharapkan memberikan return dari SBN tetap menarik dengan menjaga kestabilan rupiah.

Baca Juga: Rupiah Rebound dari Posisi Paling Lemah Dalam 2,5 Tahun Terakhir

Seri menarik untuk investor saat ini adalah SBN dengan tenor pendek untuk mengurangi exposure terhada volatilitas pasar.

Hanya saja, sentimen pasar cenderung negatif terhadap SBN untuk saat ini. Pasalnya, investor asing akan kembali masuk ke pasar SBN, dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kestabilan rupiah dan tingkat imbal hasil pada SBN.

Editor: Noverius Laoli