Rusia klaim hasilkan vaksin virus corona, tapi ada kontroversi, ini penyebabnya?



KONTAN.CO.ID - Moskwa. Pengembangan vaksin virus corona di Rusia diklaim telah berhasil. Kini Rusia akan memproduksi vaksin corona secara masal bulan depan. Namun, hasil ini memicu kontroversi.

Pengumuman keberhasilan pengembangan vaksin virus corona dilakukan pada Senin 3/8/2020. Bersamaan dengan pengumuman itu, Rusia juga menargetkan akan memproduksi "beberapa juta" dosis per bulannya pada tahun depan.

Baca juga: Lelang rumah di Jakarta Timur ini hanya Rp 550 juta luas 120 m2, ini cara ikut lelang


Salah satu vaksin virus corona yang diuji coba oleh lembaga Gamaleya di Moskwa telah mencapai tahap pengembangan lanjut, dan akan didaftarkan segera ke negara. "Kami sangat yakin dapat memulai produksi massal vaksin virus corona pada September," kata Menteri Perindustrian Denis Manturov, dalam wawancara yang diterbitkan kantor berita pemerintah Rusia, TASS.

"Kami akan dapat memastikan volume produksi beberapa ratus ribu per bulan, dengan peningkatan yang menjadi beberapa juta awal tahun depan," lanjutnya dikutip dari AFP.

Ia juga menambahkan, salah satu pengembang vaksin sedang mempersiapkan produksi di tiga lokasi Rusia tengah.

Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) yang membiayai uji coba mengatakan, dirinya berharap pendaftaran resmi vaksin akan selesai "dalam 10 hari". "Jika ini disetujui dalam 10 hari ke depan, kami akan mengungguli tidak hanya Amerika Serikat tapi juga negara-negara lain. Itu akan menjadi vaksin virus corona pertama yang terdaftar," ucap Ketua RDIF Kirill Dmitriev dalam pernyataannya yang disiarkan televisi.

Sementara itu calon vaksin corona lain yang dikembangkan oleh laboratorium Vektor yang berbasis di Siberia, saat ini sedang menjalani uji klinis, kemudian dua calon vaksin lainnya akan mulai diuji coba ke manusia dalam dua bulan ke depan. Keterangan itu disampaikan Menteri Kesehatan Mikhail Murashko pada Sabtu (1/8/2020) yang dikutip AFP.

Vaksin Gamaleya juga disebut vaksin virus vektor, yang artinya vaksin ini memakai virus lain untuk membawa DNA guna memicu respons imun yang dibutuhkan ke dalam sel-sel. Vaksin Gamaleya didasarkan pada adenovirus, teknologi yang mirip dengan calon vaksin Covid-19 buatan CanSino China dan sedang dalam tahap uji klinis lanjutan.

Editor: Adi Wikanto