Rusia Tak Izinkan Kapal Masuk ke Pelabuhan Pivdennyi Ukraina



KONTAN.CO.ID - KYIV. Seorang pejabat Ukraina mengatakan, pelabuhan Pivdennyi Ukraina telah menghentikan operasinya karena Rusia tidak mengizinkan kapal-kapal dari luar untuk memasuki pelabuhan tersebut. Aksi itu pada dasarnya menghentikan kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian di Laut Hitam yang aman. 

Reuters memberitakan, Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative) yang ditandatangani oleh Rusia dan Ukraina Juli lalu, dan diperpanjang minggu lalu selama dua bulan, dimaksudkan untuk menjamin ekspor biji-bijian dan bahan makanan masa perang yang aman dari tiga pelabuhan Ukraina - Odesa, Chornomorsk dan Pivdennyi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang bersama-sama dengan Turki, menjadi perantara kesepakatan dan perpanjangannya. Terkait kejadian tersebut, PBB dan Turki menyatakan keprihatinannya bahwa Pivdennyi - yang terletak di dekat Odesa di Laut Hitam - belum menerima kapal apa pun sejak 2 Mei berdasarkan kesepakatan tersebut.


“Secara resmi, pelabuhan Pivdennyi ada di Inisiatif, tetapi sebenarnya sudah sebulan tidak ada di sana. Tidak ada armada yang masuk,” kata Wakil Menteri Renovasi Ukraina Yuriy Vaskov.

Dia menambahkan, "Mereka (Rusia) sekarang telah menemukan cara yang efektif untuk secara signifikan mengurangi ekspor biji-bijian (Ukraina) dengan mengecualikan pelabuhan Pivdennyi, yang menangani kapal bertonase besar, dari inisiatif tersebut," katanya dalam komentar tertulis.

Baca Juga: Dua Warga Negara Ukraina Diduga Terlibat dalam Insiden Ledakan Pipa Gas Nord Stream

Vaskov menyebut langkah itu sebagai "pelanggaran berat" terhadap perjanjian tersebut.

Kesepakatan biji-bijian Laut Hitam disepakati untuk membantu mengatasi krisis pangan global yang diperburuk oleh invasi Moskow ke Ukraina pada Februari 2022.

Berdasarkan perjanjian tersebut, semua kapal yang menuju pelabuhan Ukraina harus diperiksa oleh tim gabungan termasuk inspektur Rusia. Inspektur Rusia sejak 29 April menolak untuk memeriksa kapal yang menuju Pivdennyi, kata Vaskov.

Pivdennyi adalah pelabuhan terbesar yang termasuk dalam kesepakatan. Data kementerian restorasi menunjukkan bahwa mereka menyimpan sekitar 1,5 juta ton bahan makanan untuk ekspor di masa mendatang ke 10 negara, dengan 26 kapal akan datang untuk mereka.

Baca Juga: Jokowi Bertemu Zelenskyy, Ini Hasil Pertemuannya

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie