Saham Aneka Tambang (ANTM) jadi top picks di sektor tambang logam, ini rekomendasinya



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Saham emiten penambang komoditas mineral masih atraktif di tengah kenaikan harga komoditas. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap menyematkan rating overweight terhadap sektor pertambangan logam.

Juan meyakini, permintaan komoditas logam khususnya nikel masih menjanjikan di masa depan. Setidaknya, ada tiga faktor yang mendorong tumbuhnya permintaan nikel.

Pertama, solidnya permintaan di industri baja nirkarat mentah. Kedua, lambatnya pemulihan produksi nikel pada tahun ini. Ketiga, potensi permintaan yang besar dari segmen kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).


PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memiliki eksposur yang tinggi terhadap industri nikel. Pada kuartal I 2021, sebanyak 23% pendapatan ANTM disumbang oleh nikel.

Baca Juga: Asing banyak melepas saham-saham ini saat IHSG menguat 0,67%

Di sisi lain, seluruh pendapatan INCO berasal dari nikel matte. Meski segmen emas ANTM saat ini menjadi penyumbang pendapatan terbesar dengan kontribusi 72%, Juan mengatakan segmen nikel memiliki margin yang lebih tinggi di antara lini bisnis lainnya termasuk segmen emas.

Lebih lanjut, ANTM dan INCO akan diuntungkan dari adanya proyek industri kendaraan listrik. Hal ini mengingat ANTM sebagai salah satu pemegang saham di holding Indonesia Battery Corporation (IBC). Kemudian, salah satu dari dua fasilitas pengolahan nikel akan dibangun di konsesi milik ANTM di Maluku Utara.

 

ANTM Chart by TradingView

Sementara itu, INCO memproduksi nikel matte yang merupakan salah satu bahan baku baterai kendaraan listtik. INCO juga saat ini sedang dalam proses pembangunan High Pressure Acid Leach (HPAL) di Pomalaa dimana smelter ini akan memproduksi mix sulphide precipitate (MSP) yang merupakan bahan baku baterai listrik.

Mirae Asset Sekuritas menjadikan ANTM sebagai saham pilihan utama (top picks) di sektor tambang logam. Hal ini mengingat margin pada segmen emas yang lebih tinggi seiring tingginya porsi penjualan domestik. Kedua, potensi adanya tambahan pendapatan dari proyek smelter Halmahera. Ketiga, ANTM memiliki lebih banyak eksposur terhadap proyek  holding baterai lsitrik.

Baca Juga: Harga melesat, begini dampaknya terhadap industri nikel di dalam negeri

Juan merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp 3.250 dan beli saham INCO dengan target harga Rp 6.400.

Editor: Noverius Laoli