Saham Emiten Sektor Konsumer Masih Merah, Cermati Rekomendasi Analis



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Meskipun mencatatkan kinerja yang positif pada kuartal I 2023, saham di sektor konsumer masih ada di zona merah.

Misalnya, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) mencatatkan kenaikan laba bersih 67,96% secara tahunan atau Year on Year (YoY) menjadi Rp 156,47 miliar di kuartal I 2023 dari sebelumnya Rp 93,16 miliar di periode yang sama tahun 2022.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga mencatatkan pertumbuhan laba bersih 63,27% YoY menjadi Rp 3,84 triliun dari Rp 2,35 triliun pada periode yang sama tahun 2022.


Baca Juga: Pasar Saham Membaik, Begini Strategi Manajer Investasi Kelola Aset Reksadana Saham

Namun, saham emiten konsumer masih bertengger di zona merah. Saham GOOD masih turun 10,86% sejak awal tahun 2023. Sementara, saham INDF turun 0,37% sejak awal tahun ini.

Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang, mengatakan, salah satu faktor pendorong pertumbuhan kinerja keuangan emiten konsumer adalah pemulihan konsumsi masyarakat yang relatif stabil pada awal 2023. 

 
INDF Chart by TradingView

“Hal ini juga ditunjukkan dari rata-rata Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada kuartal I-2023 di kisaran 122.9 dari rata-rata pada kuartal I-2022 di 114.6,” ujarnya kepada Kontan, Senin (8/5).

Faktor lain dari naiknya kinerja emiten konsumer adalah penguatan nilai tukar rupiah. Per 31 Maret 2023, nilai tukar rupiah menguat 3,84% YtD ke Rp15.020 per dolar Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Kinerja Emiten Bank Lapis Dua Masih Solid pada Kuartal I-2023, Siapa Jawaranya?

Penguatan tersebut menekan biaya bahan baku (COGS), mengingat emiten konsumer relatif masih mengimpor beberapa bahan baku. “Selain itu, penguatan rupiah juga menekan biaya kerugian keuangan apabila emiten konsumer menerbitkan atau memiliki investasi dalam mata uang asing,” paparnya.

Editor: Noverius Laoli