Saham Emiten Telekomunikasi Cenderung Lesu, Ini Rekomendasi dari Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham operator dan penyedia menara telekomunikasi lanjut melemah pada awal tahun 2022. Sebagai contoh, secara year to date (ytd) sampai dengan Kamis (13/1), saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) terkoreksi 4,73% dan PT Indosat Tbk (ISAT) merosot 5,65%.

Selanjutnya, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) turun 5,78%,  PT Tower Bersama Infrastucture Tbk (TBIG) minus 0,34%, serta PT Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) tertekan 3,61%.

Hanya PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang naik 3,47% secara ytd. Disusul PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) yang terkerek 9,20% ytd berkat rally yang baru terjadi dua hari terakhir.


Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama menilai, penurunan yang terjadi pada saham operator dan menara telekomunikasi disebabkan sikap antisipasi pelaku pasar terhadap dampak penyebaran Covid-19 varian Omicron yang lebih luas. Ditambah lagi, fluktuasi di pasar keuangan secara global juga mempengaruhi pergerakan IHSG.

Baca Juga: Menyambut Musim Dividen 2022, Berikut Rekomendasi Saham-Saham Pilihan Analis

Dalam jangka pendek dan menengah, Okie melihat pergerakan saham-saham tersebut masih akan terbatas, mengingat tekanan dari global saat ini juga cukup besar. "Diperlukan trigger positif dari dalam negeri guna mendorong kembali kenaikan IHSG dan juga saham-saham di dalamnya," kata Okie saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (13/1).

Menurut dia, sentimen yang dapat mendorong kenaikan saham-saham telekomunikasi adalah pengendalian penyebaran Covid-19 varian Omicron serta pemulihan ekonomi Indonesia. Rilis kinerja keuangan 2021 diestimasi tidak akan banyak berpengaruh, sebab harga saat ini sudah bergerak price in dengan ekspektasi perbaikan performa keuangan 2021.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menambahkan, penurunan yang terjadi pada saham-saham menara telekomunikasi juga disebabkan oleh aksi ambil keuntungan para pelaku pasar. Pasalnya, saham menara telekomunikasi cenderung mencatatkan rally sejak tahun 2020.

Sementara itu, kenaikan yang dicatatkan TLKM juga didukung oleh faktor teknikal. Menurut Valdy, jika ditarik mundur dari tahun 2020, TLKM belum menorehkan penguatan yang signifikan.

Baca Juga: Prospek Kinerja Unilever (UNVR) Diprediksi Membaik di 2022, Ini Rekomendasi Sahamnya

Untuk ke depannya, Okie melihat, pemulihan kinerja para operator dan penyedia menara telekomunikasi masih dapat berlanjut di tahun 2022. "Akselerasi dari pemulihan ekonomi yang terintegrasi dengan teknologi dinilai dapat memiliki dampak pada emiten telekomunikasi dan menara," ungkap Okie.

Valdy pun masih melihat prospek yang cerah pada perusahaan di sektor ini. Menurutnya, operator telekomunikasi akan diuntungkan dengan jumlah pengguna ponsel pintar yang terus tumbuh di Indonesia serta tren ARPU sejumlah operator besar yang cenderung meningkat atau stabil di 2021.

Editor: Tendi Mahadi