KONTAN.CO.ID - Di tahun 2020-an ini, investor masih bisa belajar dari teknik membangun kekayaan dari Warren Buffett. Banyak yang menilai, pendekatan Buffett masih relevan untuk dilakukan saat ini, seperti tahun-tahun sebelumnya. Ditambah lagi, Buffett telah mengalami banyak ledakan pasar saham sekaligus kejatuhan. Pengalaman semacam itu bisa sangat berharga saat investor mencoba mencari arah pasar saham di masa yang tidak pasti.
Mengutip
The Motley Fool, berikut adalah beberapa elemen pendekatan Warren Buffett untuk berinvestasi yang bisa membantu investor yang ingin membangun kekayaan dari nol: 1. Fokus pada jangka panjang Bisakah saham yang sedang naik daun meroket besok, atau bulan depan? Secara umum, Warren Buffett tidak peduli. Ya, dia suka membeli saham dengan harga lebih rendah dari nilainya – idealnya jauh lebih rendah. Namun, jangka waktunya adalah jangka panjang. Dia berinvestasi dengan ide untuk memegang saham selama bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun. Memang, kepemilikan sahamnya di perusahaan seperti Coca-Cola sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
Baca Juga: Berkshire Hathaway Kembali Kurangi Kepemilikan Saham Bank of America 2. Buatlah beberapa ide cemerlang Melihat miliaran dollar yang diperoleh Warren Buffett di pasar saham, mudah dibayangkan bahwa dia duduk berjam-jam setiap hari untuk menghasilkan ide investasi. Memang benar bahwa Buffett biasanya menghabiskan waktu berjam-jam sehari untuk membaca tentang berbagai bisnis. Namun, pada kenyataannya, dia hanya berinvestasi di sedikit bisnis.
Buffett mengatakan bahwa kesuksesannya pada dasarnya bermuara pada satu ide investasi cemerlang setiap lima tahun atau lebih. Itu karena dia fokus pada ide yang benar-benar dapat menggerakkan pasar. Dia tidak terlalu tertarik untuk membeli saham yang menurutnya menawarkan prospek pengembalian yang cukup baik. Sebaliknya, dia suka menunggu peluang yang luar biasa dan kemudian memanfaatkannya dengan cara yang besar.
Baca Juga: Warren Buffett Ungkap Salah Satu Kunci Kesuksesannya: Ambil Kursus Senilai US$ 100 Editor: Barratut Taqiyyah Rafie