Sambut 5G, Sarana Menara Nusantara (TOWR) terus bangun fiber optic



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) memprediksi, penerapan teknologi jaringan 5G di Indonesia baru akan berjalan pada 2023-2024. Mengingat, pemerintah belum menentukan frekuensi 5G dan Indonesia masih mencari model bisnis yang tepat untuk teknologi jaringan ini.

Meskipun begitu, Wakil Direktur Utama TOWR Adam Gifari mengatakan, perusahaannya telah mempersiapkan infrastruktur untuk pengimplementasian 5G dengan membangun jaringan serat optik (fiber optic).

Ini seiring dengan permintaan klien TOWR, yakni operator telekomunikasi yang ingin meningkatkan layanan untuk para pelanggannya.


Menurut Adam, kebutuhan masyarakat terhadap jaringan internet yang mumpuni tidak cukup dengan mengandalkan menara telekomunikasi, tetapi juga membutuhkan fiber optic yang menjadi penghubung jaringan antar-menara.

Baca Juga: Sarana Menara Nusantara (TOWR) realisasikan buyback saham Rp 90 miliar

"Masyarakat ingin punya internet yang reliable meskipun masih 4G. Ke depannya, para operator juga ingin menyediakan layanan yang lebih banyak lagi. Bukan hanya media sosial tapi juga layanan perbankan, transaksi saham, hingga layanan video conferencing," kata Adam dalam paparan publik virtual, Rabu (26/8).

Oleh karena itu, investasi TOWR pada jaringan fiber optic memang berdasarkan kontrak dengan perusahaan operator.

Adam menilai, selama pandemi ini, terjadi percepatan digitalisasi aspek kehidupan masyarakat yang terlihat dari maraknya penggunaan platform e-commerce, video conferencing, entertainment, digital banking, dan media sosial.

Kenaikan lalu lintas data juga menunjukkan kebutuhan dan penggunaan layanan internet via perangkat mobile yang cenderung terus meningkat.

Meskipun begitu, Direktur Pengembangan Bisnis TOWR Indra Gunawan mengatakan, penetrasi teknologi 4G masih bisa untuk meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Meningkat, pemakai internet di Indonesia saat ini diperkirakan baru mencapai sekitar 170 juta orang dari total penduduk 260 juta.

Editor: Yudho Winarto