KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memiliki sejumlah tugas yang menanti ditahun ini. Salah satunya yakni laju penurunan alamiah dua blok migas yakni Blok Cepu dan Blok Mahakam. Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno bilang pada tahun ini direncanakan Blok Cepu yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (ECML) berpotensi mengalami penurunan usai memasuki puncak produksi tahun ini. "Blok Cepu rencana tahun 2021, memang puncaknya yang saat ini produksi di atas 228 ribu barel per hari (bph) bahkan sampai 230 ribu bph," ujar Julius dalam konferensi pers virtual, Kamis (31/12).
Kendati demikian, Julius menjelaskan kinerja Lapangan Banyu Urip sejauh ini menunjukan hasil di atas perencanaan. Pasalnya jika merujuk dokumen Plan of Development (PoD) awal maka telah melampau jangka waktu plateu produksi yang semula diperkirakan 18 bulan. "Nyatanya sudah lima tahun lebih masih bisa perform, decline (pun) karena kondisi namun ada berita bagus karena meski pressure turun tapi belum ada water cut yang naik," jelas Julius. Tak hanya itu, Blok Mahakam yang dikelola oleh Pertamina Hulu Mahakam juga berpotensi mengalami penurunan produksi di tahun ini. Julius menegaskan, meski berpotensi turun SKK Migas dan KKKS berupaya menjaga tingkatan produksi agar bisa tetap naik. "Tapi tentu saja dengan aktivitas agresif dan masif, disetujui pengembangan lapangan disana dengan lebih banyak sumur di bor tentu saja ada harapan naik lagi," kata Julius.
Baca Juga: SKK Migas prediksi Blok Cepu dan Blok Mahakam alami decline di tahun ini Sejatinya kinerja Blok Mahakam sepanjang tahun 2020 tergolong positif. Dalam pemberitaan sebelumnya, General Manager PHM, Agus Amperianto membeberkan, dari sisi produksi, walaupun di tengah pandemi Covid-19 PHM tetap mampu memproduksi minyak dan gas di atas target. Produksi liquid (minyak dan kondensat) mencapai 29,4 kbpd dimana angka usulan work, plan and budget (WP&B) sebesar 28,4 kbpd (realisasi 24 Desember 2020). Sementara produksi gas (wellhead) mencapai 605,5 mmscfd dimana angka usulan WP&B: 588 mmscfd (realisasi 24 Desember 2020). Dalam hal keselamatan kerja, di penghujung tahun 2020 ini PHM telah mencapai 923 hari, atau lebih dari 76 juta jam kerja manusia (manhours), tanpa kejadian yang menyebabkan kehilangan hari kerja atau tanpa LTI. Dalam hal pengeboran sumur, PHM telah mengebor 79 sumur pengembangan (dari target 78 sumur dalam WP&B) Sementara itu, Julius melanjutkan kenaikan produksi diharapkan terjadi lewat proyek migas lainnya salah satunya Proyek Merakes oleh ENI Indonesia yang diharapkan onstream pada Semester I 2020. Selain dihadapkan pada kondisi penurunan produksi Blok Migas, SKK Migas kini tengah berfokus dalam proses transisi Blok Rokan.
Editor: Handoyo .