Sejumlah perusahaan migas serius membidik sektor LNG



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan minyak dan gas (migas) makin serius membidik sektor liquefied natural gas (LNG).  Hal ini seiring dengan upaya pemerintah mengurangi impor bahan bakar minyak serta memenuhi kebutuhan di masa mendatang yang mengutamakan bahan bakar  bersih dan juga murah. 

PT Sugih Energy Tbk (SUGI) sudah menyatakan niatnya masuk ke sektor bisnis gas alam cair di tahun lalu. Dalam hal ini, SUGI hendak menjadi penyedia LNG untuk sejumlah pembangkit listrik di Indonesia. Peluang tersebut cukup terbuka lantaran SUGI memiliki mitra usaha yang berpengalaman dalam bidang LNG.

Direktur Utama SUGI, David  K. Wiranata belum bersedia memberikan keterangan lebih lanjut mengenai Sugih Energy karena akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam waktu dekat. 


Baca Juga: Tawarkan 6 blok migas, pemerintah gelontorkan insentif

David menegaskan, rencana SUGI masuk ke sektor LNG tetap dilakukan, hanya saja rencana ini tertunda. "Ini (masuk ke sektor LNG) juga sepertinya pending," jawabnya singkat, Kamis (17/6). 

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya di 2020, rencana ekspansi SUGI ke bisnis LNG murni keinginan manajemen, bukan berdasarkan arahan atau penugasan dari pemerintah. Manajemen SUGI melihat bahwa penyediaan LNG untuk pembangkit listrik bukan hanya berdampak pada kinerja SUGI nantinya, melainkan berpotensi membantu perbaikan neraca transaksi berjalan Indonesia di masa mendatang. 

Kalau SUGI baru menyatakan niatnya, PT Rukun Raharja Tbk terpantau perlahan tapi pasti menggarap sektor LNG. Emiten berkode saham RAJA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini sudah mulai mengeluarkan biaya untuk membuat basic design dan teknis pengembangan fasilitas LNG di atas kapal. 

Dalam laporan keuangan RAJA di 2020, perusahaan migas ini mencatatkan uang muka untuk proyek LNG. Manajemen RAJA memaparkan uang muka proyek LNG merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pengembangan fasilitas LNG dan merupakan akumulasi pengeluaran biaya basic design dan teknis dalam rangka pembangunan fasilitas pengolahan gas alam cair di atas kapal/floating storage regasification unit (FSRU).

Untuk komersialisasi kegiatan pengembangan ini, RAJA masih memerlukan investasi tambahan seperti sewa kapal, membangun  dockyard, dan jaringan pipa. Saat ini perusahaan masih terus mengkaji terkait kelanjutan proyek ini dan melakukan diskusi dengan rekanan potensial, sehingga atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan diakui sementara sebagai uang muka proyek sampai dengan proyek ini selesai.

Baca Juga: Ini detail 6 blok migas yang ditawarkan dalam lelang yang gelar mulai hari ini (17/6)

Saat dikonfirmasi oleh Kontan.co.id mengenai perkembangan terkini bisnis LNG, manajemen Rukun Raharja belum bisa memaparkan dengan gamblang. Pasalnya, sampai saat ini belum ada perkembangan yang signfikan. 

Sekretaris Perusahaan Rukun Raharja, Yuni Pattinasarani mengatakan, untuk saat ini pihaknya belum bisa menyampaikan informasi apapun terkait bisnis LNG. "Karena saat ini belum ada perkembangan apa-apa untuk semester I 2021 ini," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (16/6). 

Editor: Tendi Mahadi