Sektor Pariwisata Catatkan Prestasi, Begini Kata Ekonom



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa sektor pariwisata Indonesia berhasil menoreh prestasi yang membanggakan. Pasalnya indeks daya saing pariwisata dan perjalanan atau Travel and Tourism Competitiveness Indek (TTCI) yang menunjukkan bahwa peringkat Indonesia meningkat dari posisi 40 menjadi peringkat 32 besar dunia.

Sandiaga juga menyampaikan bawa pencapaian tersebut juga menunjukkan bahwa program dan kebijakan yang dilakukan Kemenparekraf telah berdampak langsung pad sektor pariwisata sehingga bisa dapat bangkit kembali dan mendorong pemulihan ekonomi.

“Prestasi ini membuat kami di Kemenparekraf semakin semangat untuk terus menggulirkan program-program tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu,” tulis Sandiaga dalam akun Twitter pribadinya, Rabu (1/6).


Menanggapi hal tersebut, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, peningkatan ranking dari TTCI yang dicapai Indonesia merupakan angin segar terutama untuk sektor pariwisata yang tengah berada dalam proses pemulihan kembali seperti sebelum terjadinya pandemi.

Baca Juga: Kendati Belanja Korporasi Meningkat, PDB Jepang Diproyeksikan Revisi ke Bawah

Hanya saja menurutnya, peningkatan ranking tersebut tidak serta merta kemudian bisa berdampak terhadap kenaikan kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi di tahun ini secara signifikan.

“Hal ini disebabkan karena beberapa indikator dalam tourism and travel competitiveness index Indonesia di beberapa sub sektor justru mengalami penurunan, seperti misalnya human resources and labor market, business environment, price competitiveness, dan prioritation of travel and tourism,” ujar Yusuf kepada Kontan.co.id, Rabu (1/6).

Dirinya melihat, indikator tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan skor pada tahun 2019. Padahal menurutnya beberapa indikator tersebut sangat penting untuk mendorong proses pemulihan ekonomi terutama dari sektor pariwisata agar dapat lebih optimal.

Untuk itu, Yusuf menyarankan pemerintah untuk melakukan kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk sektor pariwisata seperti pemberian insentif baik itu insentif langsung maupun insentif pajak kepada sektor-sektor yang berkaitan dengan jasa pariwisata seperti transportasi, makanan dan minuman, serta jasa akomodasi seperti perhotelan.

Baca Juga: Banyak Tantangan, Sri Mulyani Tetap Optimistis Pertumbuhan Ekonomi 2023 di Atas 5%

“Selain kebijakan pemerintah, pelaku usaha juga bisa membantu mendorong pemulihan dengan memberikan promo kepada calon wisatawan baik domestik maupun asing,” tambah Yusuf.

Namun Yusuf menyampaikan, pemberian insentif oleh pemerintah memang akan menjadi tantangannya, di mana rencana pemerintah untuk melakukan konsolidasi fiskal pada tahun ini sehingga tentu tidak mudah untuk kemudian melontarkan anggaran terutama bagi beragam sektor yang termasuk di dalam jasa pariwisata.

Editor: Tendi Mahadi