Sektor pariwisata punya peluang besar untuk dorong ekonomi syariah Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan, sektor pariwisata halal memiliki peluang yang besar untuk mendorong ekonomi syariah Indonesia untuk global.

Sebab, pariwisata halal saat ini tengah populer dan menjadi fenomena di kalangan pelaku industri pariwisata global. Terutama untuk muslim traveler memiliki pengeluaran terbesar dunia pada sektor pariwisata, yang besarnya mencapai US$ 120 miliar pada 2015. Tahun ini merupakan tahun di mana pertumbuhan wisatawan muslim meningkat hingga 6,3%.

Pada saat yang sama, wisatawan Indonesia meningkat lebih tinggi dan mencapai pertumbuhan sebesar 10,3%. Begitu juga dengan pengeluaran wisata muslim global ini cenderung terus meningkat, mencapai US$ 169 miliar pada 2016, dan diperkirakan akan mencapai US$ 283 miliar pada 2022.


Data pariwisata halal global saat ini menunjukkan Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara dengan turis muslim terbesar, berpengeluaran mencapai US$ 9,7 miliar atau setara dengan Rp 141 triliun, dengan total turis domestik sebesar 200 juta orang.

“Sebagai negara kepulauan terbesar dengan lebih dari 17.000 pulau, 300 suku, 746 bahasa dan dialek serta lebih dari 800.000 masjid Indonesia berpotensi besar untuk terus berkontribusi meningkatkan pendapatan negara melalui moslem friendly tourism," ungkap Bambang di kantornya, Rabu (25/7).

Apalagi sat ini Indonesia telah masuk dalam kategori Top 5 Destinasi Pariwisata Halal Dunia, dengan penerimaan devisa negara mencapai US$ 13 miliar, yang berkontribusi terhadap PDB sebesar US$ 57,9 miliar (UNWTO Highlights, 2016).

Dalam hal ini, telah terjadi peningkatan kedatangan wisatawan Timur Tengah, sebesar 32% pada 2016. Pada 2020, sektor pariwisata diproyeksikan menjadi kontributor terbesar bagi penerimaan devisa negara.

Peningkatan ini merupakan hasil positif dari akselerasi halal tourism di beberapa destinasi wisata Indonesia, seperti Lombok, Padang, Aceh, Bangka Belitung, Jakarta, hingga Maluku Utara.

Selain itu, atraksi yang unik serta sarana yang memadai telah mendukung secara signifikan pada peningkatan pariwisata halal. Faktor kunci pendukung wisata halal di

Indonesia, di antaranya adalah dukungan kebijakan dan regulasi, pemasaran dan promosi, serta pengembangan destinasi melalui atraksi aksesibilitas dan amenitas (fasilitas).

Editor: Yudho Winarto