Sektor retail lesu, analis menyarankan investor untuk wait and see



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas emiten retail telah melaporkan kinerja semester pertama tahun ini. Dari data yang dikumpulkan Kontan.co,id, terlihat bahwa emiten retail yang menyediakan bahan konsumsi pokok menunjukkan peningkatan kinerja namun sebaliknya bagi retail non-pokok. 

Retail yang menyediakan bahan pokok misalnya PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang mengantongi pendapatan sebesar Rp 38,08 triliun, meningkat 5,31% secara tahunan (yoy) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) yang meraup pendapatan Rp 6,48 triliun atau naik 11,53% yoy. Keduanya juga mencatatkan kenaikan laba masing-masing 23,2% yoy menjadi Rp 493,26 miliar dan 15,9% yoy menjadi Rp 103,19 miliar. 

Sementara itu, emiten retail non-pokok seperti PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) mencatat penurunan pendapatan dan laba bersih. Hanya PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) yang masih mampu mencatatkan pertumbuhan laba 3,88% yoy dari Rp 109,18 miliar menjadi Rp 113,42 miliar di tengah penurunan pendapatan.


Baca Juga: Matahari Putra Prima (MPPA) rugi Rp 219,25 miliar di semester I-2020

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengatakan AMRT dan MIDI saat ini terdorong kebiasaan masyarakat. Selama masa pandemi Covid-19 di semester I-2020 ini turut mendorong permintaan masyarakat untuk berbelanja di toko modern. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan belanja konsumer selama semester I-2020. 

"Masyarakat yang cukup aware terhadap kebersihan dan kenyamanan berbelanja pastinya akan menghindari tempat kerumunan dan beralih ke pasar modern seperti yang dimiliki oleh AMRT dan MIDI," jelas Okie, Selasa (4/8). 

Hal ini juga akhirnya berimbas pada emiten seperti LPPF, RALS, ACES, dan MAPA. Sepanjang semester satu kemarin, kenaikan daya beli masyarakat didukung oleh konsumsi kebutuhan pokok. Terlebih lagi, gerai yang berada di pusat kota juga harus tutup karena regulasi daerah. Hal ini dapat memukul operasional bisnis maupun margin emiten.

 Baca Juga: Kinerja emiten ritel lesu sepanjang semester I 2020, ini saran analis

Editor: Wahyu T.Rahmawati