Seluruh masjid di Amerika meniadakan layanan Ramadan di tempat



KONTAN.CO.ID - CHICAGO. Masjid-masjid di seluruh AS mengikuti rekomendasi dari pemerintah daerah mereka dan membatalkan layanan Ramadan di tempat. Itu artinya, umat Muslim Amerika harus melakukan doa dan program mereka secara online untuk mencegah penyebaran virus corona.

Melansir Arab News, aktivis anti-Muslim telah mempertanyakan apakah Muslim Amerika akan melanggar batasan tinggal di rumah dan jarak sosial selama bulan suci.

Tetapi sebuah tinjauan terhadap masjid-masjid besar di seluruh AS menunjukkan bahwa mereka berencana untuk mematuhi batasan-batasan dan menyediakan layanan keagamaan melalui internet.


Baca Juga: WHO mendesak presiden Trump untuk mempertimbangkan kembali penangguhan pendanaannya

The Mosque Foundation, salah satu masjid pertama yang dibangun di daerah Chicago pada 1980-an, mengumumkan dalam buletin kepada anggotanya bahwa semua layanan akan dilakukan secara online.

"Meskipun tahun ini, kita mengalami Ramadhan jauh dari masjid, namun kita akan melakukan yang terbaik untuk mencapai kedekatan dengan Allah dan masyarakat kita seperti yang biasa kita lakukan," tulis Sheikh Jamal Said, imam utama masjid dan Direktur seperti dikutip Arab News.

Baca Juga: California tetap menerapkan kebijakan di rumah bagi warganya dan menutup pusat bisnis

Dia menambahkan, “Karena kita tidak dapat bertemu di masjid Ramadhan ini, kami mengundang Anda untuk bergabung dengan kami untuk khatirah virtual harian (ceramah singkat) serta kuliah langsung. Kami akan menampilkan pesan harian ini di Facebook, YouTube, email, dan platform lainnya."

Islamic Center of Detroit (ICD), salah satu yang terbesar di Midwest, menawarkan pesan serupa kepada para jemaahnya.

“Sementara kepedulian terhadap kesehatan masyarakat mencegah kami dari berkumpul secara langsung untuk bulan Ramadan tahun ini, kami masih di sini untuk membantu Anda menemukan cara untuk terhubung secara bermakna selama masa ini,” tulis ICD Imam Suleiman Hani.

Baca Juga: Soal pembukaan kembali ekonomi, Gubernur New York: Ini bukan saatnya bertindak bodoh

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie