KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Harga emas internasional dan emas Antam menembus level tertinggi sepanjang masa. Kenaikan harga emas diproyeksi bakal terus berlanjut di tengah konflik geopolitik hingga tren penurunan suku bunga acuan. Tim Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX) melihat, peningkatan harga emas terjadi di tengah data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kuat seperti penjualan ritel dan klaim pengangguran awal yang lebih rendah dari perkiraan. Walaupun data menunjukkan ketahanan ekonomi AS, tetapi tidak cukup menekan harga emas. Harga emas pun tetap solid saat imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun meningkat.
Baca Juga: Harga Timah Tersengat Stimulus China, Cek Rekomendasi Saham PT Timah (TINS) Adapun data Penjualan Ritel AS bulan September 2024, ukuran utama pengeluaran konsumen, naik 0,4%, lebih cepat dari prakiraan 0,3% dan pembacaan Agustus 0,1%. Sementara itu, individu yang mengklaim tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya adalah 241.000, lebih rendah dari prakiraan dan rilis sebelumnya sebesar 260.000. Menurut ICDX, katalis utama bagi pergerakan emas saat ini adalah ekspektasi bahwa beberapa bank sentral global akan segera memangkas suku bunga sebagai respons terhadap penurunan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Federal Reserve AS (The Fed) diperkirakan akan mengurangi suku bunga sebesar 25 basis poin (Bps) dalam pertemuan November mendatang, meskipun pasar tetap terbagi mengenai sejauh mana pelonggaran moneter akan berlanjut.
Baca Juga: Proyeksi Permintaan Direvisi Turun, Simak Prospek Harga Minyak Dunia "Penurunan suku bunga ini diantisipasi oleh pasar sebagai sinyal positif bagi emas, karena menurunkan biaya peluang memegang aset tanpa bunga seperti emas," tulis ICDX dalam riset Jumat (18/10). Di sisi lain, ICDX memandang bahwa ketidakpastian politik terkait pemilu AS yang akan datang dan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah turut memberikan dorongan bagi harga emas. Situasi geopolitik yang tidak menentu membuat para investor beralih ke emas sebagai lindung nilai terhadap risiko global.
Selain itu, dolar AS yang terus menguat belum sepenuhnya membatasi kenaikan harga emas. Sehingga, menunjukkan bahwa aset ini tetap menjadi pilihan bagi investor dalam menghadapi ketidakpastian yang terus berkembang di pasar global. "Faktor ketidakpastian geopolitik, terutama terkait ketegangan di Timur Tengah, terus mendukung permintaan akan aset lindung nilai (safe-haven) seperti emas," ujar ICDX.
Baca Juga: Sempat Mengalami Penurunan, Cermati Prospek Harga Emas Hingga 2025 Mengutip
Bloomberg, per Jumat (18/10), harga emas spot berada di posisi US$ 2.721 per ons troi. Ini merupakan level harga tertinggi emas sepanjang masa atau
All Time High (ATH).
Editor: Noverius Laoli