Serang China, Taiwan: E-commerce terkait Alibaba memiliki risiko keamanan



KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Hubungan antara Taiwan dengan China sepertinya masih terus memanas. Kali ini, Taiwan membidik perusahaan e-commerce yang terkait dengan Alibaba. Taiwan menyatakan, platform e-commerce yang terkait dengan Grup Alibaba China memiliki risiko keamanan potensial. 

Melansir Reuters, terkait hal tersebut, Taiwan memberi waktu enam bulan kepada situs e-niaga Taobao Taiwan untuk mendaftar ulang sebagai perusahaan saingan dari China, bukan sebagai orang asing, atau melepaskan kepemilikan sahamnya. Ini merupakan upaya terbaru Taiwan dalam melawan perusahaan China.

Taiwan memang telah meningkatkan pengawasan terhadap investasi China dan operasi perusahaan teknologi China di pulau itu. Pada pekan lalu, Taiwan mengatakan pihaknya berencana untuk menghentikan penjualan lokal layanan streaming televisi internet China, meskipun tidak berencana untuk memblokirnya.


Baca Juga: Terus unjuk gigi, China gelar 4 latihan militer di 3 wilayah laut utama

Taiwan memperlakukan investasi dari negara asing secara berbeda dengan China, dengan aturan yang jauh lebih ketat untuk perusahaan China.

Reuters memberitakan, komisi investasi Kementerian Ekonomi Taiwan mengatakan pada hari Senin bahwa Taobao Taiwan dioperasikan oleh perusahaan yang terdaftar di Inggris bernama Claddagh Venture Investment, yang disebut-sebut dikendalikan oleh Alibaba Group Holding Ltd dari China.

Alibaba memiliki platform Taobao utama yang sangat populer di Tiongkok.

Baca Juga: China agendakan latihan militer terpadu di sekitar wilayah Taiwan

Komisi tersebut juga prihatin tentang keamanan informasi karena data pengguna dikirim kembali ke China. Komisi tersebut juga mengatakan, Taobao Taiwan telah dikenakan sanksi berupa denda senilai T$ 410.000 (US$ 13.961) dan memiliki enam bulan untuk menarik investasinya atau mendaftar ulang.

"Kami tidak menganggap perusahaan itu sebagai investasi asing," kata juru bicara komisi Su Chi-Yun kepada Reuters. "Mereka harus memutuskan apakah akan membatalkan investasi atau memperbaiki investasi mereka."

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie