Serapan capex Bisi International (BISI) sudah capai 24% hingga kuartal I



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bisi International Tbk (BISI), emiten yang bergerak di bidang penjualan benih dan produk agrokimia, terus melangsungkan ekspansi bisnisnya sepanjang tahun ini.

Presiden Direktur BISI Agus Saputra Wijaya mengungkapkan, tahun ini BISI menyediakan capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar Rp 60,4 miliar. Adapun hingga Maret 2021, perusahaan ini telah menyerap belanja modalnya hingga 24%. “Pendanaan capex kami berasal dari kas internal perusahaan,” imbuh dia, Rabu (23/6).

BISI menggunakan dana capex sebanyak Rp 21,2 miliar untuk penambahan armada kendaraan canvasser sebanyak 104 unit beserta kelengkapannya di tahun ini. Sejauh ini, rencana tersebut telah terealisasi hampir 90%. Akhir Juli nanti, diharapkan BISI mampu membeli seluruh canvasser yang dibutuhkan.


Baca Juga: Kinerja Ramayana (RALS) terdampak pengetatan PPKM Mikro, simak rekomendasi analis

Manajemen BISI sendiri masih menargetkan pertumbuhan penjualan terutama di segmen benih holtikultura dan pestisida sebesar 20% di tahun 2021. Perusahaan ini juga membidik kenaikan laba sebesar 30% hingga akhir tahun nanti.

Agus menyebut, pihaknya akan berfokus terhadap penjualan produk benih yang bernilai tinggi seperti cabai, tomat, dan melon.

BISI juga akan tetap melakukan pengembangan produk-produk pestisida untuk tanaman-tanaman utama yang ada di Indonesia, seperti padi dan jagung yang mana potensi pasarnya masih sangat mumpuni.

“Untuk mendukung segmen holtikultura dan pestisida tadi, kami akan terus mengembangkan jalur distribusi yang baru yakni berupa penjualan melalui canvassing,” ungkap dia.

Baca Juga: Berpotensi tumbuh pesat, Solusi Sinergi Digital (WIFI) perkuat layanan asuransi mikro

Sejauh ini, pangsa pasar BISI terbilang cukup merata di seluruh Indonesia. Perusahaan ini menjangkau wilayah-wilayah yang menjadi sentra produksi produk-produk pertanian.

BISI juga memiliki area pemasaran di wilayah Indonesia Timur seperti Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara yang sudah banyak berkembang produksi tanaman pangan maupun holtikultura.

Editor: Tendi Mahadi