Seret turun harga batubara yang tinggi, China bakal intervensi



KONTAN.CO.ID - BEIJING. China siap intervensi untuk memangkas harga batubara yang melonjak dengan mendongkrak produksi guna mengurangi tekanan yang meningkat pada ekonomi negara itu, meskipun bersumpah untuk mengurangi emisi bahan bakar fosil.

Ekonomi nomor dua dunia itu berkembang lebih lambat dari yang diharapkan pada kuartal ketiga karena krisis energi makin menggigit, data resmi menunjukkan pekan ini, dengan kekurangan listrik dan pengurangan produksi menyeret output industri.

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) mengatakan pada Selasa (19/10), sedang mempelajari langkah-langkah untuk campur tangan dalam harga batubara, yang melonjak dan mencapai rekor tertinggi.


"Kenaikan harga saat ini benar-benar menyimpang dari dasar-dasar penawaran dan permintaan," kata NDRC dalam sebuah pernyataan, berjanji untuk mengembalikan harga ke "kisaran yang wajar", seperti dikutip Channel News Asia.

Baca Juga: Harga batubara turun di bawah US$ 200 per ton, ini penyebabnya!

NDRC memperingatkan, pihak berwenang akan mengambil pendekatan "tanpa toleransi" dan "menindak tegas" kegiatan seperti menyebarkan informasi palsu atau kolusi harga batubara.

Dalam pemberitahuan terpisah pada Selasa, NDRC menekankan, tambang batubara harus menargetkan produksi harian lebih dari 12 juta ton, dengan otoritas lokal memastikan produksi dimaksimalkan.

China melakukan segala cara

Lonjakan harga dan kekurangan pasokan batubara, keduanya merupakan faktor di balik pemadaman listrik baru-baru ini di China, telah mengipasi kekhawatiran tentang rantai pasokan global.

Gangguan produksi di China bisa memukul ekspor global dan menaikkan harga saat indeks harga produsen sudah tinggi.

Baca Juga: Pasokan ketat, harga batubara kokas China melonjak ke rekor tertinggi

Editor: S.S. Kurniawan