KONTAN.CO.ID - Para remaja mungkin sering mendengar istilah
quarter life crisis. Istilah ini mengacu pada kondisi transisi yang dialami remaja dari usia remaja ke dewasa. Melansir dari
Psychology Today,
quarter life crisis biasa di alami oleh remaja umur 20an hingga menjelang 30an. Di masa-masa ini, remaja sering merasa gamang terhadap kehidupan serta masa depannya. Tidak jarang remaja yang mengalami kondisi ini selalu mempertanyakan hal-hal di kehidupannya.
Rasa ketakutan akan kegagalan pada pekerjaan, hubungan dengan pasangan dan sosial menjadi salah satu pemicu stres pada fase peralihan ini. Bahkan saking tidak tahan dengan
quarter life crisis, remaja menjadi stres dan berpengaruh pada kesehatan fisik dan mentalnya. Karenanya, remaja perlu mengantisipasi fase transisi ini. Simak cara menghadapi
quarter life crisis yang dihimpun dari
The Muse dan
HuffPost di bawah ini.
-
Quarter life crisis itu normal
Fase transisi ini sangat normal dialami oleh para remaja. Jadi, katakan pada diri Anda bahwa semua hal yang Anda rasakan itu normal. Dalam proses
quarter life crisis mungkin Anda akan merasakan beragam "keanehan". Yang semula hanya bertanggung jawab pada nilai pelajaran, sekarang banyak hal yang perlu dikerjakan. Kerjakan semua hal tersebut perlahan dan nikmati prosesnya. Jika Anda merasa tertekan, tidak ada salahnya beristirahat sejenak untuk menenangkan diri.
Baca Juga: 5 Pekerjaan ini cocok untuk orang kepribadian terbuka, sering bertemu orang baru Di masa
quarter life crisis pasti Anda sering mendengar komentar-komentar sumbang. Tidak jarang komentar dan kritik yang diterima menyakitkan hati. Hal tersebut sedikit banyak membuat remaja menjadi stres di masa transisi ini. Tidak usah hiraukan komentar tersebut, sebaliknya manjakan diri Anda. Investasikan hal-hal baik untuk diri Anda. Anda bisa mengikuti kursus pengembangan diri atau mulai merawat diri. Cara ini bisa membuat Anda lebih siap menghadapi dunia kerja atau lingkungan sekitar.