Sering dianggap mengganggu, apa sih manfaat rambut di organ intim manusia?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rambut yang muncul pada organ intim kadang dipandang sebagai hal yang mengganggu. Sehingga banyak orang yang akhirnya rutin mencukur rambut organ intim ini.

Tapi jangan sering-sering dicukur karena rambut organ intim nyatanya memiliki manfaat penting, lho! Ada sejumlah teori mengenai rambut kemaluan. Tapi sayang hal ini hingga saat ini belum banyak yang bisa menjawabnya dengan ilmiah dan pasti.

Baca Juga: Bahaya, partikel polusi udara bisa menembus plasenta janin


Teori Feromon Namun, sebagian besar sumber sepakat bahwa rambut kemaluan berhubungan dengan feromon, yaitu aroma yang diproduksi tubuh yang dapat merangsang secara seksual kepada orang lain, khususnya lawan jenis.

Percaya atau tidak, manusia memiliki jumlah folikel rambut yang sama dengan kera, kecuali rambut tubuh kita secara umum sangat halus atau nyaris tidak terlihat dibandingkan rambut tubuh kera.

Namun rambut kemaluan dan ketiak cenderung lebih terlihat dan kasar. Untuk diketahui, diyakini bahwa jumbai rambut di sekitar alat kelamin, serta di bawah lengan, melepaskan feromon, yang dapat bertindak sebagai alat bantu erotis.

Feromon terperangkap di kemaluan ketika kelenjar apokrin melepaskan sekresi yang tidak berbau pada permukaan kulit yang bergabung dengan bakteri yang diuraikan oleh sekresi kelenjar sebaceous.

Aroma yang dihasilkan berbeda untuk individu karena kompleks genetik yang disebut Major Histocompatability Complex (MHC). Studi menunjukkan bahwa wanita tertarik pada pria dengan Major Histocompatability Complex yang sangat berbeda dari mereka.

Baca Juga: Anak Indonesia tertular HIV terus bertambah

Studi pun menunjukkan, hal tersebut secara genetik mampu melawan penyakit. Dengan bahasa lain, Major Histocompatability Complex, bisa menjaga kesehatan manusia, khususnya di sekitar organ intim. Terlebih organ intim wanita yang rentan terkena infeksi.

Selain itu, bagi sebagian orang, aroma dari area ini “terlihat” dan secara sadar meningkatkan gairah seksual. Bagi yang lain, feromon mungkin tidak jelas tetapi dapat dideteksi secara tidak sadar.

Editor: Tendi Mahadi