KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,13% di level 6.169 pada akhir perdagangan Jumat (14/12) kemarin. Namun, laju indeks masih bisa mencatatkan positif sepanjang pekan lalu. Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, masih adanya aksi beli yang ditopang sejumlah sentimen positif turut mendukung bertahannya IHSG di zona hijau. Pergerakan IHSG di pekan kemarin menguat 0,71% atau lebih rendah dari pekan sebelumnya yang menguat 1,16%.
"Adapun
high level yang diraih mencapai 6.186,05 di atas sebelumnya di 6.157,30 dan level terendah yang dicapai mencapai 6.069,16 dari sebelumnya 6.064,83," terangnya, Minggu (16/12). Lebih lanjut ia menjabarkan tentang sejumlah sentimen negatif yang mengiringi pergerakan indeks sepanjang pekan lalu. Salah satunya adalah imbas pelemahan bursa saham global di akhir pekan sebelumnya memicu terjadinya aksi jual, terutama investor asing yang tercatat mengalami kenaikan jual bersih di awal pekan. "Lalu, kembali melemahnya laju Rupiah yang dibarengi dengan pelemahan pada pasar obligasi yang ditandai dengan meningkatnya imbal hasil serta pelemahan pada sejumlah bursa saham Asia turut menekan IHSG," paparnya. Sementara sentimen positifnya, menurut Reza datang dari laju bursa saham AS yang positif dan harapan sebagian pengamat agar IHSG mampu kembali rebound. Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sebenarnya ada sejumlah berita positif dari para emiten dan langkah pemerintah dalam mengoptimalkan kebijakannya dalam APBN 2019, tapi belum direspon positif oleh para pelaku pasar. "Namun, berkurangnya aksi jual investor asing yang dibarengi dengan berkurangnya pelemahan Rupiah turut membantu IHSG kembali ke zona hijaunya. Tidak ketinggalan, pergerakan sejumlah indeks saham Asia yang menguat setelah merespon pemangkasan tarif impor oleh Tiongkok atas kendaraan dari AS turut menambah sentimen positif," tambahnya. Lanjut Reza, pasca kenaikan laju IHSG berbalik melemah di akhir pekan seiring pelemahan bursa saham AS setelah terjadinya aksi ambil untung. "Aksi jual investor asing yang dibarengi dengan berbalik melemahnya Rupiah memberikan tekanan pada IHSG," tambahnya.
Adapun, asing mencatatkan
net sell Rp 2,31 triliun atau dari pekan sebelumnya nett sell Rp 764,91 miliar. "Kembalinya aksi jual membuat IHSG tercatat jual bersih asing Rp 48,81 triliun di atas sebelumnya yang masih net sell Rp 46,51 triliun (YTD)," imbuhnya. Sementara di awal pekan depan, Reza memprediksi pergerakan IHSG di pekan depan akan kembali menguat dan diperkirakan akan dibayangi oleh sejumlah sentimen dari pekan sebelumnya. Bertahan positifnya laju IHSG seiring masih adanya sejumlah sentimen yang direspon baik dapat membuka peluang kenaikan kembali. Selain itu, secara teknikal shooting star menyentuh area
upper Bollinger band. MACD cenderung meningkat. RSI, Stochastic, and William’s %R kembali mendekati area
overbought. "Akan tetapi, posisi IHSG yang telah menyentuh area
upper bollinger band dapat menjadi riskan untuk terjadinya aksi profit taking. Apalagi jika sentimen yang ada tidak cukup baik mendukung kenaikan lanjutan maka IHSG pun dapat berbalik melemah," ujarnya.
Editor: Yudho Winarto