Simak Rekomendasi Saham Emiten dengan Kapitalisasi Pasar di Atas Rp 100 Triliun



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Saham perbankan masih mendominasi jajaran emiten dengan kapitalisasi pasar alias market caps terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih menduduki puncak klasemen dengan market caps Rp 1.114 triliun.

Kemudian, di posisi kedua ada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan market caps Rp 855 triliun. Lalu, ada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) di posisi keempat dengan nilai market caps Rp 527 triliun.

Memang, sejak awal tahun alias secara year-to-date (ytd), saham-saham perbankan big caps sudah menguat cukup tinggi. Namun, CEO Edvisor Praska Putrantyo menilai, pergerakan upside saham-saham perbankan Big Caps diproyeksi akan melambat. 


Baca Juga: Amman Mineral (AMMN) Masuk, Ini Peta Emiten Big Caps Terbaru

Perlambatan ini seiring dengan harga saham emiten bank besar, seperti BMRI dan BBRI yang sudah mencetak level tertinggi sepanjang masa alias all time high. Hal ini diiringi dengan rilis kinerja emiten-emiten tersebut masih mencatatkan pertumbuhan di kuartal kedua 2023.

Secara kinerja, Praska menilai kinerja emiten perbankan masih cukup solid. Ini tercermin dari rilis kinerja sejumlah bank besar seperti BBCA dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), yang tetap mampu bertumbuh di kuartal II/2023.

 
BBCA Chart by TradingView

”(Pertumbuhan ini terjadi) di tengah era suku bunga tinggi dan tren penyaluran kredit nasional yang cenderung melambat ke level 7% per Juni 2023,” kata Praska kepada Kontan.co.id, Minggu (30/7).

Senada, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Muhammad Nafan Aji Gusta menilai, secara teknikal saham-saham perbankan besar sudah dalam fase overbought sehingga penguatan sahamnya akan relatif terbatas. Karena itu, sangat wajar apabila investor melakukan realisasi keuntungan di saham perbankan besar.

Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham Legendaris yang Dinilai Cocok untuk Investasi Jangka Panjang

“Kalau misal investor sudah menikmati gain dari pengumuman kinerja kuartal kedua 2023 yang positif, maka maklum saja ada potensi koreksi wajar,” kata Nafan. Namun secara keseluruhan, Nafan melihat saham perbankan besar masih relatif uptrend.

Koreksi harga tersebut dapat dimanfaatkan oleh investor untuk buyback dan akumulasi untuk jangka panjang. “Karena pelaku pasar akan melirik kinerja perbankan di akhir tahun,” sambung Nafan.

Di sisi lain, Praska menilai tren penurunan harga batubara akan memengaruhi pergerakan saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN). 

Editor: Noverius Laoli