Simak rekomendasi sejumlah analis untuk saham Indocement (INTP)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP, anggota indeks Kompas100 ini) dinilai masih memiliki prospek bagus terkait penjualan semen hingga akhir tahun. Meskipun hingga kuartal II 2019, INTP memiliki pencapaian yang lebih rendah dibandingkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Sejumlah analis menganggap hal ini wajar dan bisa naik di semester II tahun ini. Hingga Mei 2019, volume penjualan semen INTP kurang lebih 6,9 juta ton.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Fahressi Fahalmesta menilai penjualan semen INTP yang menurun pada kuartal pertama tahun ini dianggap wajar. Hal ini karena beberapa situasi dalam negeri yang turut mendukung permintaan semen yang menurun. Situasi tersebut adalah libur lebaran dan adanya pemilihan umum yang terjadi di awal tahun.


Baca Juga: Produsen Semen Menaggung Biaya Produksi Tinggi

Meskipun demikian, Fahressi optimistis kenaikan jumlah penjualan semen akan terjadi di sisa semester pada tahun ini. Menurutnya, beberapa pembangunan diperkirakan akan lebih dipercepat setelah sebelumnya cukup melambat.

“Pekerjaan konstruksi memang biasanya lebih besar di semester dua,” tambah Fahressi, Senin (22/7).

Selain itu, Fahressi juga menilai bahwa sektor industri dari Indocement sudah cukup lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya konsolidasi yang terjadi pada Indocement. “Setelah adanya akuisisi oleh Holcim itu, itu impact industrinya lebih positif,” jelas Fahressi.

Persaingan yang ketat dalam industri semen juga dinilai lebih baik. Fahressi menilai hal tersebut disebabkan oleh beberapa kompetitor yang sudah tidak menurunkan harga semen. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa seharusnya Indocement dapat mempertahankan harga semen dan market share di semester dua ini.

Baca Juga: Produsen semen terapkan efisiensi dan penguatan pangsa pasar di semester II-2019

Melihat persaingan yang cukup baik ini, Fahressi mengatakan bahwa bisa menyebabkan average selling price (ASP) stabil. ASP yang baik ini juga bisa menimbulkan potensi peningkatan margin. Selain itu, resiko terhadap turunnya market share juga bisa lebih minim.

Prospek yang bagus juga dinilai oleh analis Maybank Kim Eng Isnaputra Iskandar. Dalam risetnya, ia mengatakan bahwa INTP bisa mengambil keuntungan dari akuisisi terbaru Holcim Indonesia dari SMGR.

Dengan diakuisisinya Holcim, Isnaputra menilai INTP bisa merebut pasar SMGR disaat sedang membuat brand baru yang perlu waktu untuk diterima oleh masyarakat.

Isnaputra juga mengatakan, INTP dapat memenuhi target volume semen pada tahun 2019 yaitu 18,4m ton. Hal ini dikarenakan cuaca dan kegiatan politik yang cukup mempengaruhi.

Editor: Yudho Winarto