Simpanan di perbankan tetap naik meski tren suku bunga turun, apa sebabnya?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan dana simpanan di perbankan masih cukup tinggi. Hal ini tercermin dari peningkatan dana pihak ketiga (DPK) yang naik 12,88% per September 2020 menurut data yang dihimpun oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Meski begitu, tren pertumbuhannya di kuartal IV menurut beberapa pelaku industri sudah mulai bergerak normal alias tidak seagresif periode di kuartal II atau II tahun 2020.

Wajar, tren suku bunga simpanan memang terus mengalami penurunan sejak awal tahun 2020. Tapi bukan hanya itu penyebab utamanya, menurut beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id saat ini perbankan telah mengubah haluan dalam strategi pengumpulan dana ke arah dana murah seperti tabungan dan giro. 


Direktur PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Jasmin menegaskan, hal itu memang sengaja dilakukan bank agar biaya dana alias cost of fund (CoF) bisa turun lebih cepat. 

Akan tetapi, sampai akhir tahun Bank BTN memprediksi DPK masih akan tetap naik tinggi. Pemicunya, tren pertumbuhan kredit sampai periode akhir tahun ini belum terlalu kencang.

Baca Juga: Bank daerah tergiur bunga murah dana PEN

"Khusus untuk pendanaan di BTN sampai akhir tahun kami memang fokus untuk menaikkan CASA. Supaya cost of fund bisa turun signifikan. Semoga di tahun depan membaik," katanya belum lama ini. 

Bank bersandi bursa BBTN ini membeberkan, per Oktober 2020 realisasi DPK Bank BTN masih tumbuh signifikan 28,06% secara year on year (yoy). Peningkatan itu menurut Jasmin paling banyak disumbang oleh dana giro yang tumbuh 37,42% secara tahunan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan. Menurutnya saat ini pertumbuhan DPK khususnya CASA masih sangat deras. 

Dengan pertumbuhan paling besar dipicu dana tabungan sebesar 14% di CIMB Niaga. "CASA (dana murah) secara total tumbuh double digit. Deposito yang turun," kata Lani, Rabu (26/11). 

Editor: Herlina Kartika Dewi