Spesialis penghasil pekerja kapal pesiar dan perhotelan



KONTAN.CO.ID - LOMBOK  Beragam upaya telah dilakukan pemerintah untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran. Salah satunya dengan konsep pelatihan berbasis kompetensi (PBK) di Balai Latihan Kerja (BLK).

Hingga saat ini tercatat sedikitnya 300 BLK yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebanyak 17 BLK milik pemerintah pusat dan selebihnya milik pemerintah daerah provinsi dan kabupaten atau kota.    

Salah satu BLK yang memiliki perkembangan cukup pesat berada di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). BLK yang berdiri Oktober 2015 ini, telah mencetak alumni pelatihan berstandar internasional.


Menggandeng Royal Caribbean Cruises Ltd, BLK Lombok Timur (Lotim) menyalurkan lulusannya langsung bekerja di kapal pesiar Royal Caribbean. Menurut Sirman, Kepala BLK Lombok Timur, para peserta BLK biasanya sudah menempuh pelatihan yang memenuhi standar Royal Caribbean. "Kami juga memiliki sejumlah jurusan selain kapal pesiar. Karena untuk memenuhi kebutuhan pekerja di sektor pariwisata NTB yang terus berkembang," katanya di kantornya, akhir Maret lalu.

Sejak 2015 sampai 2017 sekitar 1.398 lulusan BLK Lotim telah bekerja di kapal pesiar Royal Caribbean. Selain jurusan kapal pesiar, BLK Lotim juga membuka jurusan perhotelan, mengingat pertumbuhan bisnis hotel di sekitar NTB makin menjanjikan.

Di jurusan perhotelan, BLK Lotim menjalin kerjasama dengan Hotel Aston Inn di Mataram. Lewat kerjasama ini, para peserta BLK bisa langsung praktik di hotel tersebut.

Saat ini ia mencatat ada 628 siswa mengikuti program pelatihan kapal pesiar. Sedangkan 629 siswa yang lain mengikuti program perhotelan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, Wildan berpendapat perkembangan pariwisata di NTB makin baik. Apalagi saat ini NTB punya label sebagai pariwisata halal dunia. Ditambah lagi dengan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang diperkirakan jadi destinasi wisata dunia.

Sebagai langkah antisipasi, pemerintah setempat pun harus menyiapkan tenaga kerja yang mumpuni. "Salah satu cara adalah menyiapkan sumber daya manusia lewat BLK," papar Wildan. Maklum, Dinas Tenaga Kerja NTB mencatat, tingkat hunian hotel di sana melonjak dari 42,35% pada 2016 menjadi 52,48% tahun lalu. Lonjakan bisnis perhotelan itu menandakan ada peluang menyerap tenaga kerja di sektor perhotelan.  

Supaya optimal, BLK Lombok Timur sudah alokasikan dana Rp 31 miliar sepanjang tahun ini di program pelatihan.  Targetnya adalah bisa menghasilkan sebanyak 1.200 tenaga kerja di sektor pariwisata pada tahun ini.  Rinciannya 560 orang di perhotelan dan sisanya di kapal pesiar.      

Editor: Johana K.