Sri Mulyani khawatirkan pertumbuhan investasi tahun ini tak maksimal, ini penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumsi domestik dan investasi menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada tahun ini ditargetkan mencapai 5,3%. Namun, pertumbuhan investasi dikhawatirkan tak maksimal sebagai dampak rendahnya impor barang modal dan bahan baku/penolong sepanjang tahun lalu. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, perekonomian Indonesia sepanjang 2019 relatif resilien dibandingkan beberapa negara lain di tengah perlambatan ekonomi dan ketidakpastian sentimen global.

Baca Juga: Sri Mulyani menilai penguatan nilai tukar rupiah jadi dilema, kenapa?


Pertumbuhan ekonomi diproyeksi mencapai 5,05% secara tahunan, dengan sokongan pertumbuhan konsumsi domestik sebesar 5,18% dan pertumbuhan investasi (PMTB) sebesar 4,74%.  “Resiliensi ini karena kita bisa menjaga sumber pertumbuhan domestik, meskipun kita juga tetap harus waspada,” tutur Sri Mulyani, Selasa (28/1). 

Menurut Sri Mulyani, investasi yang menjadi salah satu tumpuan pertumbuhan ekonomi tahun 2929 ini bisa jadi tidak tumbuh setinggi yang diharapkan. Penyebabnya, impor barang modal dan bahan baku/penolong mengalami penurunan cukup signifikan sepanjang tahun 2019 dan akan berimbas pada pertumbuhan investasi pada tahun ini.

Baca Juga: Menkeu antisipasi kemungkinan defisit APBN 2020 melebar lagi

“Tentu ini harus kita waspadai karena pengaruhnya terhadap produksi biasanya akan terjadi dalam enam sampai sembilan bulan sesudah penurunan impor. Artinya, tahun 2020 akan terpengaruh pelemahan impor di 2019,” ujarnya. 

Editor: Noverius Laoli